Laman

ISLAM SEBAGAI AGAMA DAKWAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kalau kita telah menyatakan bahwa agama islam itu Agama pamungkas atau agama terakhir yang berlaku dimana saja, dan kapan saja, maka itu berarti keyakinan kita juga, bahwa Agama Islam itu dapat memberikan pedoman dasar, memberikan bimbingan dan memberikan pemecahan masalah prinsip yang dihadapi umat manusia sepanjang zaman.

Logika demikian memberikan konsekuensi, implimentatif pada umat islam, untuk dapat membuktikan dan mengangkat nilai-nilai islam dalam rearitas kehidupan tanpa melakuan penyebrangan dari wilayah keislamannya, tapi juga tidak melakukan sikap-sikap konyol yang menepatkan umat islam dalam posisi terbuang kepinggiran daerah cagar budaya.

Islam pada massa sekarang dan mendatang mendapatkan peluang untuk tampil sebagai agama yang dapat memberikan konsep-konsep pemecahan kemelut global dunia modern ini, namun umuat islam belum menemukan kualitas diri yang dapat mengangkat pamornya sebagai kekuatan dunia yang dengan kecerahan dan keramahannya menyuguhkan konsepsinya sebagai agama pemungkas.

Memang sedang terjadi fajwah banial islam wal muslimin ada kesenjangan dalam dunia islam, antara agama islam dengan umat izzul, islam walmuslimin dituntut untuk mempunyai langkah-langkah strategis dalam usaha meningkatkan mutu atau kualitas umat islam.

1.2 Perumusan Masalah

Penyusunan permasalahan ini berpijak dari pemasalahan :

1. Menghidupkan islam dengan nilai-nilai kebenaran yang universal prinsipil, dalam suatu sistem sosial yang dinamis, dengan tetap memberikan ruang yang cukup suatu proses perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan penemuan-penemuan baru lainnya yang harus berlangsung .

pandangan demikian adalah mutalak, mengingat keyakinan kita dan hakikat ilmu sebagai ” Agama pemungkas yang dapat memberikan guidance sepanjang masa dan semua tempat di dunia ini.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penyusunan makalah mengenai islam sebagai Agama dakwah, selain karena rasa ingin tahu tentang ruang lingkup dalam islam. Serta rasa ingin menjiwai. Yang berhubungan dengan sifat dasar manusia, juga karena motifasi-motifasi lain yaitu:

1. Untuk mengingatkan kemampuan penulis dalam menggunkan teori-teori yang berkualitas dengan aspek yang dikaji sesuai dengan tuntunan Mata Kuliah. PAI yang ditugaskan oleh dosen yang bersangkutan.

2. Ingin memahami dan mempelajari lebih jauh lagi mengenai pengembangan islam dan proses kebangkitan-Nya.


BAB II

TUJUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Islam

Menurut ilmu bahasa (etimologi) Islam berasal dari bahasa Arab, dari kata salima yang berarti selamat setosa, dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang Artinya memeliharakan dalam keadaan selamat sentosa. Dan berarti juga menyerakan dari tunduk, patuh dan taat. Seorang yang bersikap sebagai mana dimaksud oleh pengertian islam tersebut disebut muslim. Yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri patuh dan tunduk kepada Allah. Secara etimologi Islam berarti ajaran-ajaran yang diwahuykan tuhan kepada manusia melalui seorang Rosul, Atau lebih tegas lagi Islam adalah yang ajaran-ajarannya diwayukan tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhamad sebagai Rosul. Islam itulah agama yang dibawa oleh Nabi Adalah Nabi Ibrahim, Nnabi Yakub, dan Nabi-nabi lainya. Mengenai islam sebagai agam yang dibawah oleh Nabi dan Agama manusia sebelumnya di nyatakan dalam Al-Qqu’an sebagai berikut.

وَوَصََ بِهَآ اِبْرَ هِمُ بَنِهِ وَيَِعْقُوبٌ يَبَنِيَ اِنَّ اللهَ اَ صْطَفَ لَكُمْ الدِيْنَ فَلاَ تَمُو تُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Artinya: Nabi ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya demikian pula nabi yakub. Ibrahim berkata susun agamamu, sebab itu janganlah kamu meninggal melanikan dalam memeluk agama islam (QS Al-bakoroh,2:132) .

2.2 Pengertian Agama

Di dalam beberapa sumber bacaan mengenai keagamaan dapat dijumpai berbagai kata yang menujukan pada pengertian agama dalam masarakat Indonesia. Misalnya selain kata agama. Dikenal pula dengan kata Al-dien (الدين) dari bahasa arab. Dan religi dari bahasa eropa, menghadapi istilah yang bermacam-macam ini sebagian agar yang menghendaki tidak usah membeda-bedakanya di artikan a (tidak) dan gam (pergi) jadi agama berarti tidak pergi atau di wariskan secara turun temurun. Adapun dalam arti eti mologi (itulah) kata agama di anggap sama dengan pristilahan bahasa inggris, religion atau dalam peristilahan sehari-hari religi.

Selanjutnya teori menyebutkan bahwa kata agama diperkirakan dapat melengkapi pengertian din, antara lain dalam masdar dari kata kerja dana-yadinu yang antara lain berarti “cara” atau adat kebiasaan, peraturan, undang-undang ta’at dan patuh, menunggalkan ketuhanan.

Didalam Al-Qur’an kata din dipergunakan baik untuk islam maupun agama lain. Termasuk juga kepercayaan terhadap berhala seperti yang di anut masyarakat hejaj pada awal risalah dan nubuwah Nuhamad SAW, ayat Al-Qur’an ini menujukan kepada pemahaman seperti itu.

هُوَ الَّذِ ي اَرْسَلَ رَسُولُهُ بِا اْلهُدَ وَدِيْنِ اْلحَقِّ يُظْهِرُهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِ كُوْنَ (الصف : )

Artinya : Dialah yang telah mengutus rosulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk mengunggulkannya atas agama-agama semuanya, walaupun kaum musrik membencinya (LQS As-Shof:61=9).





BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Dawah Islamiah Menghadapi Prgeseran Tata Nilai Dalam Masyarakat

Tata nilai adalah aturan pandangan dan anggapan masyarakat yang digunakan sebagai pedoman dalam menilai suatu yang dalam mengendalkan serta memilih tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, atau dengan kata lain tata nilai adalah suatu kumpulan norma yang diakui oleh masyarakat dan digunakan sebagai pedoman dalam menentukan sikap selanjtnya. Tata nilai atau sistem nilai ini merupakan salah satu aspek dari tiga macam aspek yang terkandung dalam sistem ideology yaitu.”

Pertama : Aspek kosmologi yang merupakan mekansime mental yang mengolah input dari ular dan menafsirkan-Nya.

Kedua : Aspek tata nilai, yang dipakai sebagai pedoman untuk menilai dan mengendalikan tingkah laku.

ketiga : Aspek pola sikap, yang merupakan mekanisme yang mengarahkan tindakan atau suatu aksi yang dipandang tepat.


RELEVANSI DAWAH ISLAMIAH DENGAN TATA NILAI MASARAKAT


Bagian pertama dari ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan. Adalah surat-surat mufasal, yang menerangkan tentang surga dan neraka baru setelah hati manusia bersatu pada islam, turunlah ayat-ayat tentang hukum halal dan haram jika seandainya ayat-ayat pertama itu berbicara jangan minum khamar niscaya mereka akan berkata tidak mungkin kita meninggalkanya. Atau jika berbicara ayat-ayat pertama itu tentang “jangan berbuat zinah” merekapun anak menjawab tidak mungkin kita mengingatkannya. Kenyataan semacam. Itu, dalam himatul tastri, di sebut dengan istilah

مسا يى ة لحو ادث والته رج في التثى يع

Dan dari segi sosiokultural kita disebut pendekatan nilai-nilai sosial artinya didalam melakukan dakwah islamiyah, harus diperhatikan bagimana kondisi sosiokultural yang sedang berlangsung pada waktu dan tempat tersebut.

Pada kenyataan antara dakwah islamiah dengan realitas sosio kultural, selalu saling mempengaruhi pada suatu segi da’wah islamiah mampu memberikan outupt (hasil dan pengaruh) terhadap lingkunganya dalam arti dapat memberikan dasar filsofi, arah, motivasi, dan pedoman perubahan masyarakat, sehingga mewujudkan masyarakat baru dengan konfigurasi budaya yang berwarna islam.

3.2 Peluang dakwah islam dalam teransformasi

Dakwah islam pada dasarnya ialah upaya sadar untuk mempengruhi dan mengajak, orang (individu maupun kelompok) dengan berbagai macam cara’ media dan sarana yang sah dan tetap, agar menempuh jalan hidup yang benar (siratal mustaqim) dalam menuju kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Dakwah islam mengajak dan membimbing perjalanan hidup manusia, menembus tahap-tahap peradaban yang dicapainya dengan fitrah dan suna tulah mengajak hidup kreatif dan froduktif, tanpa akan terjerumus dalam sikap materialistis. Dakwah islam secara prinsipil tidak mendukung sikap “tabatul wal-ingqitha” dalam proses kemajuan hidup, sebab sikap demikian bertentangan dengan tujuan Allah menjadikan manusia sebagai khalifahnya di bumi seiring dengan tugas ibadahnya sebagai manifestasi kesukuranya kepada Allah.

Secara makro eksistesnsi dakwah islam senantiasa bersentuhan dengan realitas sosial yang mengintarinya. Dalam persepektif historik perkumpulan dakwah islam denga realitas sosiokutural menjumpai dua kemugkinaan :

  1. Dakwah islam mampu memberikan pengaruh terhadap lingkungan sosial, dalam arti memberi pendoman dalam proses perubahan masyarakat.
  2. Dakwah islam dipengaruhi oleh perubahn sosial / masarakat dalam arti eksistensi, model pendekatan san arahnya ini berarti bahwa aktualitas dakwah ditentukan atau setidak-tidaknya dipengaruhi oleh sistem sosial kultural.

Para ulama, cendekiawan muslim, pimpinan umat, pelaju dakwah, seharusnya dapat selalu tampil sebagai figur panutan yang layak diteladani dalam kehidupan sehari-hari dapat nenjadi “Uswatun hasanah“ (panutan yang baik) disamping dapat memberikan”Mau’izah hasanah” (Tuntunan yang baik)

Dakwah islam merupakan pesan universal (alamiah) dan abadi, dan persoalannya adalah bagaimana kita menemukan relevensi dari ajaran dan idiom yang bersifat uriversal dan abadi itu dengan orang dan semua komunitas (kaffatan linas) dan memberi rahmat kesejahteraan yang dapat dirasakan oleh semuanya. (rahmatan Lil-Alamin).


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Orientasi dakwah, tidak hanya bertujuan semata-mata mengonservasikan dokterin atau nilai-nilai islam, tetapi bayak menfaktualitaskan dokterin dan nilai-nilai keislaman tersebut kedalam realitas sosial, seingga agama tidak hanya menjadi faktor normatif dalam realitas kehidupan, tetapi juga sebagai faktor-faktor lain yang releven signifikan, deperti sebagai faktor motifatif, faktor inovatif, dan faktor integratif. Dengan demikian dakwah secara fungsional lebih berperan dalam proses teransformasi, dan mempunyai pengaruh yang lebih efektif dalam dinamika kehidupan.

4.2 Sran saran

Didalam penyusunan dan penulisan makalah ini, menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari apa yang disebut sempurna, untuk itu kami sebagai penulis / penyusun mengharapkan saran dan keritik yang bersifat membangun hususnya dari dosen yang bersangkutan dan umumnya dari siapa saja yang menilai karena kami masih dalam tahap belajar. Semoga makalah ini menjadi salah satu motifasi bagi kita semua mengenai islam sebagai agama dakwah.

DAFTAR PUSTAKA


Ahmad Amin. Dr. 1965. Fajrul Islam. Penang sulaiman mar’i

Al-khatib, Hasan ahmad. fiqhul Islam. Cairo Ali Hafidz.1952.

Ahmad Amrullah. 1983. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. parma duta yogyakarta.

2 comments: