BAB I
PENDAHULUAN
I.A. Latar belakang
Kata
sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang
berarti pohon, artinya sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang
sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau lebih maju.
Dalam bahasa
Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia. Dalam
bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti sesuatu yang telah
terjadi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh
W.J.S. Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian
sebagai berikut:
- Sejarah berarti silsilah atau asal usul.
- Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
- Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Dalam
kata lain sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan
umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu
peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
- Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
- Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
- Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.
I.B. Rumusan masalah
Untuk
mengkaji dan mengulas tentang Sejarah Bangsa Indonesia, maka diperlukan
subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
- Bagaimana sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia pra kemerdekaan ?
- Peristiwa – peristiwa heroik apa saja pasca kemerdekaan ?
- Bagaimana sejarah pada masa orde lama (1945 – 1966) ?
- Bagaimana sejarah pada masa orde baru (1966 – 1998) ?
- Bagaimana sejarah pada masa era reformasi (1998 – sekarang) ?
Inilah
sub tema pokok yang akan penyusun bahas dalam makalah ini walaupun
nantinya ada pembahsan yang penyusun uraikan akan timbul permasalahan –
permasalahan lain.
I.C. Tujuan dan Manfaat penulisan
Pada
dasarya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan
umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ekonomi –
Manajemen Perusahaan Universitas Pancasakti Tegal dan menjawab pertanyaan yang ada
pada rumusan masalah.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia pra kemerdekaan
2. Untuk mengetahui peristiwa – peristiwa heroik pasca kemerdekaan
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa orde lama
4. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa orde baru
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia pra kemerdekaan
2. Untuk mengetahui peristiwa – peristiwa heroik pasca kemerdekaan
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa orde lama
4. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa orde baru
5.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah pada masa era reformasi
Manfaat
dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kelompok kami
dan pembaca tentang pentingnya mengetahui sejarah bangsa Indonesia.
I.D. Metode Penulisan
Dalam
proses penyusunan makalah ini menggunakan metode heuristic. Metode ini
yaitu proses pencarian dan pengumpulan sumber-sumber dalam melakukan kegiatan
penelitian. Metode ini dipilih karena pada hakekatnya sesuai dengan kegiatan
penyusunan dan penulisan yang hendak dilakukan. Selain itu, penyusunan juga
menggunakan studi literatur sebagai teknik pendekatan dalam proses
penyusunannya.
I.E. Sistematika Penulisan
Sistematika
penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yang selanjutnya
dijabarkan sebagai berikut : Bagian kesatu adalah pendahuluan.Pada
bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar belakang, masalah batasan, dan
rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, metode penulisan dan sistematika
penulisan makalah. Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini
merupakan bagaian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah.
Penyususn berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan yang berhasil
ditemukan dari hasil pencarian sumber/bahan. Bagian ketiga yaitu
Kesimpulan. Pada Kesempatan ini penyusun berusaha untuk mengemukakan terhadap
semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan
oleh
penyusun dalam perumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
II.A. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Pra Kemerdekaan
A. Latar Belakang Perjuangan Kemerdekaan
Perang
Pasifik semakin berkecamuk. Tentara sekutu di bawah pimpinan Amerika serikat
semakin mantap, sementara Jepang mengalami kekalahan di mana-mana. Pasukan
Jepang yang berada di Indonesia bersiap-siap mempertahankan diri.
Selama
masa pemerintahan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945, Indonesia dibagi dalam
dua wilayah kekuasaan berikut.
a.
Wilayah Komando Angkatan Laut yang berpusat di Makasar, meliputi:Kalimantan,Sulawesi,
Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
b.
Wilayah Komando Angkatan Darat yang berpusat di Jakarta, meliputi Jawa, Madura,
Sumatra dan Malaya. Pusat komando untuk seluruh kawasan Asia Tenggara terdapat
di Dalat (Vietnam).
Serangan
tentara sekutu sudah mulai diarahkan ke Indonesia. Setelah menguasai Pulau
Irian dan Pulau Morotai di Kepulauan Maluku pada tanggal 20 Oktober 1944.
Jendral Douglas Mac Arthur, Panglima armada Angkatan Laut Amerika Serikat di
Pasifik, menyerbu Kepulauan leyte (Filipina). Penyerbuan ini adalah penyerbuan
terbesar dalam Perang Pasifik. Pada tanggal 25 Oktober 1944 Jenderal Douglas
Mac Arthur mendarat di pulau Leyte. Untuk menarik simpati rakyat Indonesia,
Jepang mengijinkan pengibaran bendera Merah Putih di samping bendera Jepang.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya boleh dikumandangkan setelah lagu kebangsaan
Jepang Kimigayo.
Persiapan Proklamasi
Pada
akhir tahun 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik sudah sangat terdesak.
Angkatan perang Amerika Serikat sudah tiba di daerah Jepang sendiri dan secara
teratur mengebom kota-kota utamanya. Ibukotanya sendiri, Tokyo, boleh dikatakan
sudah hancur menjadi tumpukan puing. Dalam keadaan terjepit, pemerintah Jepang
memberikan “kemerdekaan” kepada negeri-negeri yang merupakan front terdepan,
yakni Birma dan Filipina. Tetapi kemudian kedua bangsa itu memproklamasikan
lagi kemerdekaannya lepas dari Jepang. Adapun kepada Indonesia baru diberikan
janji “kemerdekaan” di kelak kemudian hari. Dengan cara demikian Jepang
mengharapkan bantuan rakyat Indonesia menghadapi Amerika Serikat, apabila
mereka menyerbu Indonesia. Dan saat itu tiba pada pertengahan tahun 1945 ketika
tentara Serikat mendarat di pelabuhan minyak Balikpapan. Dalam keadaan yang
gawat ini, pemimpin pemerintah pendudukan Jepang di Jawa membentuk sebuah Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Junbi Cosakai). Badan
itu beranggotakan tokoh- tokoh utama Pergerakan Nasional Indonesia dari segenap
daerah dan aliran dan meliputi pula Soekarno- Hatta.
Sebagai
ketuanya ditunjuk dr. Radjiman Wedyodiningrat seorang nasionalis tua, dengan
dua orang wakil ketua, yang seorang dari Indonesia dan yang lain orang Jepang.
Pada tanggal 28 Mei 1945 dilakukan upacara pelantikan anggota Dokuritsu Junbi
Cosakai, sedangkan persidangan pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan tanggal 1 Juni 1945. Persidangan pertama itu dipusatkan kepada
usaha merumuskan dasar filsafat bagi negara Indonesia Merdeka. Dalam sidang 29
Mei, Mr. Muh. Yamin di dalam pidatonya mengemukakan lima azas dan dasar negara
kebangsaan Republik Indonesia berikut ini.
1.
Peri Kebangsaan
2.
Peri Kemanusiaan
3.
Peri Ke-Tuhanan
4.
Peri Kerakyatan
5.
Kesejahteraan Rakyat
Kemudian
pada tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno mengucapkan pidatonya mengenai dasar filsafat
negara Indonesia Merdeka yang juga terdiri atas 5 azas berikut.
1.
Kebangsaan Indonesia
2.
Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3.
Mufakat atau demokrasi
4.
Kesejahteraan sosial
5.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Ia
menambahkan pula nama Pancasila kepada kelima azas itu yang dikataknnya “atas
usul seorang teman ahli bahasa”. Sesudah persidangan pertama itu, Dokuritsu
Junbi Cosakai menunda persidangannya sampai bulan juli. Sementara itu pada
tanggal 22 Juni 1945, 9 orang anggotanya yaitu : Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta,
Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakkir,
Wachid hasyim, H. Agus salim dan Abikusno TjokroSuyoso membentuk suatu panitia
kecil.
Panitia
kecil ini menghasilkan suatu dokumen yang berisi rumusan azas dan
tujuan
negara Indonesia merdeka. Dokumen ini kemudian dikenal dengan nama “Piagam
Jakarta” sesuai dengan penamaan Muh. Yamin. Kemudian pada tanggal 7 Agustus
1945, Dokuritsu Junbi Cosakai dibubarkan. Sebagai gantinya dibentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 7 Agustus 1945, Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman dipanggil oleh Panglima tertinggi
Mandala Selatan Jepang yang membawahi seluruh Asia Tenggara, yakni Marsekal
Darat Hisaici Terauci ke markas besarnya di Dalat (Vietnam selatan). Kepada
ketiga pemimpin Indonesia itu, disampaikan oleh Marsekal Terauci bahwa
pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia. Persoalan siapa yang sebaiknya menandatangani Proklamasi ini.
Sukarni yang mengusulkan agar teks proklamasi sebaiknya ditandatangani oleh
Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu diterima
oleh seluruh hadirin, dan konsep itu kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Naskah
yang telah diketik oleh Sayuti Melik dan kemudian ditandatangani oleh Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta inilah yang merupakan naskah proklamasi yang
otentik (sejati). Malam itu juga diputuskan bahwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia akan dibacakan di tempat kediaman Ir. Soekarno, yaitu Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jl. Proklamasi).
B. Pembentukan dan Perkembangan Awal RI
Proklamasi dan Kehidupan Politik
Sejak
pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diadakan persiapan- persiapan di
rumah Ir. Soekarno di Pegangsaan Timur 56 untuk menyambut proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Lebih kurang 1000 orang telah hadir untuk menyaksikan
peristiwa yang maha penting itu. Pada pukul 10 kurang lima menit Hatta datang
dan langsung masuk ke kamar Soekarno. Kemudian kedua pemimpin itu menuju ke
ruang depan, dan acara segera dimulai tepat pada jam 10 sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan. Soekarno membacakan naskah proklamasi yang sudah
diketik dan ditandatangani bersama dengan Moh. Hatta.
Sehari
setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidangnya yang pertama. Dalam sidang itu mereka menghasilkan beberapa keputusan
penting berikut.
1.
Mengesahkan UUD yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh Dokuritsu Junbi Cosakai
(yang sekarang dikenal dengan nama UUD 1945)
2.
Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden.
3.
Dalam masa eralihan Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah
Komite Nasional.
Pada
tanggal 19 Agustus 1945, Presiden dan wakil presiden memanggil beberapa anggota
PPKI beserta golongan cendekiawan dan pemuda untuk membentuk “Komite Nasional
Indonesia Pusat” (KNPI). KNPI akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), sebelum terbentuknya DPR hasil pilihan rakyat. Sejak hari itu sampai
awal September, Presiden dan wakil Presiden membentuk kabinet yang sesuai
dengan UUD 1945 dipimpin oleh Presiden sendiri dan mempunyai 12 departemen
serta menentukan wilayah RI dari Sabang sampai Merauke yang dibagi menjadi 8
propinsi yang masing- masing dikepalai oleh seorang Gubernur. Propinsi-propinsi
itu adalah Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku dan Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara).
Untuk
menjaga keamanan, telah dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada masing-masing
daerah sebagai munsur dari pada KNI daerah. Pemerintah dengan sengaja tidak mau
segera membentuk sebuah tentara nasional, karena khawatir bahwa hal itu akan
menimbulkan kecurigaan dan sikap permusuhan dari pihak serikat. Para pemuda
merasa tidak puas dengan kebijaksanaan pemerintah ini. Mereka berpendapat bahwa
Pemerintah harus segera membentuk sebuah tentara nasional sebagai aparat
kekuasaan negara yang baru itu. Golongan pemuda yang tidak puas itu sebagian
membentuk badan-badan perjuangan. Sebaliknya pemuda-pemuda bekas PETA, Heiho,
KNIL dan anggota badan-badan semi militer, memutuskan untuk memasuki BKR di
daerahnya masing-masing dan menjadikan badan itu wahana bagi perjuangan
bersenjata menegakkan kedaulatan Republik Indonesia. Mereka menganggap dirinya
pejuang, sama dengan pemuda-pemuda yang membentuk badan- badan perjuangan. Pada
bulan oktober golongan sosialis dibawah pimpinan Sutan Sahrir dan Amir
Syarifudin berhasil menyusun kekuatan di dalam KNIP dan mendorong dibentuknya
sebuah Badan Pekerja yang kemudian dikenal dengan sebutan BP-KNIP. Langkah
berikutnya adalah mendesak terbentuknya sebuah kabinet parlementer di bawah
pimpinan seorang Perdana Menteri (suatu hal yang menyimpang dari UUD 1945).
Tidak mengherankan bahwa yang diangkat sebagai perdana menteri adalah tokoh sosialis,
mula Syahrir dan kemudian Amir Syarifudin. Perkembangan politik selanjutnya
adalah dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 yang
ditandatangani oleh wakil presiden Hatta yang mencanangkan pembentukan
partai-partai politik. Maka terbentuklah partai-partai seperti cendawan di
musim hujan.
II.B. Peristiwa-Peristiwa Heroik Pasca Kemerdekaan
Berikut
ini adalah daftar-daftar peristiwa heroic yang ada di Indonesia setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia di kumandangkan :
A. Pertempuran Lima Hari di
Semarang
Pertempuran
5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah serangkaian pertempuran
antara rakyat Indonesia di Semarang melawan Tentara Jepang. Pertempuran ini
adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi
(bedakan dengan Peristiwa 10 November – perlawanan terhebat rakyat Indonesia
dalam melawan sekutu dan Belanda). Pertempuran ini dimulai pada tanggal 15
Oktober 1945 (walau kenyataannya suasana sudah mulai memanas sebelumnya) dan
berakhir tanggal 20 Oktober 1945.
B. Pertempuran Surabaya
Pertempuran
Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada
tanggal 10 November 1945
di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang
pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat
dalam sejarah Revolusi
Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan
Indonesia terhadap kolonialisme.
Setelah
munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945
yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945
bendera nasional Sang Saka Merah
Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan
pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok kota Surabaya.
Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan
bendera di Yamato Hoteru /
Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang
bernama Hotel Majapahit)
di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.
C. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran
Ambarawa atau yang sering disebut sebagai palagan Ambarawa memang menarik.
Secara singkat, dapat diceritakan bahwa disebut Pertempuran Ambarawa karena
memang terjadinya di kota Ambarawa. Pertempuran itu sebenarnya sudah diawali
sejak Oktober 1945, di mana pada tanggal 20 Oktober 1945 tentara Sekutu
mendarat di Semarang di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel
D. Pertempuran Medan Area
Pada
tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan Inggris dan Kerajaan
Belanda tercapai suatu persetujuan yang terkenal dengan nama civil Affairs
Agreement. Dalam persetujuan ini disebutkan bahwa panglima tentara pendudukan
Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama pemerintah Belanda.
Dalam
melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah sipil, pelaksanaannya
diselenggarakan oleh NICA dibawah tanggungjawab komando Inggris. Kekuasaan itu
kelak di kemudian hari akan dikembalikan kepada Belanda. Inggris dan Belanda
membangun rencana untuk memasuki berbagai kota strategis di Indonesia yang baru
saja merdeka. Salah satu kota yang akan didatangi Inggris dengan
“menyelundupkan” NICA Belanda adalah Medan.
E. Bandung Lautan Api
Peristiwa
Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 24 Maret 1946.
Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka,
meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk
mencegah tentara Sekutu
dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota
Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia.
F. Pertempuran Margarana
Latar
belakang munculnya puputan Margarana atau pertempuran Margarana sendiri bermula
dari Perundingan Linggarjati. Pada tanggal 10 November 1946, Belanda melakukan
perundingan linggarjati dengan pemerintah Indonesia. Salah satu isi dari
perundingan Linggajati adalah Belanda mengakui secara de facto Republik
Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura.
Selanjutnya Belanda diharuskan sudah meninggalkan daerah de facto paling lambat
tanggal 1 Januari 1949. Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1949 Belanda mendaratkan pasukannya
kurang lebih 2000 tentara di Bali yang diikuti oleh tokoh-tokoh yang memihak
Belanda. Tujuan dari pendaratan Belanda ke Bali sendiri adalah untuk menegakkan
berdirinya Negara Indonesia Timur. Pada waktu itu Letnan Kolonel I Gusti Ngurah
Rai yang menjabat sebagai Komandan Resiman Nusa Tenggara sedang pergi ke
Yogyakarta untuk mengadakan konsultasi dengan Markas tertinggi TRI, sehingga
dia tidak mengetahui tentang pendaratan Belanda tersebut.
G. Pertempuran Laut Aru
Pertempuran
Laut Aru adalah suatu pertempuran yang terjadi di Laut Aru, Maluku, pada tanggal 15 Januari 1962
antara Indonesia dan Belanda. Insiden ini terjadi sewaktu dua
kapal jenis destroyer, pesawat jenis Neptune dan Frely milik Belanda menyerang RI Matjan Tutul
(650), RI Matjan Kumbang (653) dan RI
Harimau (654) milik Indonesia yang sedang berpatroli pada posisi
04,49° LS dan 135,02° BT. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini
setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, “Kobarkan semangat
pertempuran”.
Pada
tanggal 26 September 1945 terjadi perebutan kekuasaan dan para pegawai negeri
semua mogok karena peristiwa ini. Sejak pukul 10.00, mereka mogok bekerja dan
memaksa Jepang untuk menyerahkan semua kantor Jepang ke Indonesia. Diperkuat
oleh pengumuman oleh KNI DI Yogyakarta pada 26 September 1945 bahwa kekuasaan
di daerah itu sekarang berada di tangan pemerintah RI. Kemudian terjadilah demo
dan para pemuda berusaha untuk merebut senjata dan peralatan perang, sedapat
mungkin tanpa melalui jalan kekerasan. Tapi karena usaha perundingan gagal,
pada 1 Oktober malam, para pemuda, BKR dan kepolisian menyerbu Tansi Otsuka
Butai yang berada di kota baru. Malam itu juga Otsuka Butai menyerah
setelah 18 orang pemuda polisi gugur.
I. Peristiwa 11
Nopember 1946 di Sulawesi Selatan
Pada
saat Belanda (Mayjend Van Mook) sedang mengadakan Konferensi Denpasar dalam
rangka pembentukan negara Indonesia Timur dan negara-negara boneka lainnya,
pada tanggal 11 Desember 1946 Belanda mengumumkan bahwa Sulawesi berada dalam
status darurat perang dan hukum militer (akibat dari penolakan rakyat terhadap
rencana (pembentukan Negara Indonesia Timur). Rakyat Sulawesi Selatan yang
diangap menolak atau tidak setuju/menentang rencana tersebut dibantai habis
oleh pasukan Belanda pimpinan Raymond Westerling yang mengakibatkan lebih dari
40.000 jiwa rakyat Sulawesi meninggal. Robert Wolter Monginsidi dan Andi
Matalatta yang memimpin pasukan untuk melawan kebiadaban Belanda akhirnya
tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.
J. Tindakan
Heroik Di Aceh
Di
Aceh terjadi sebuah pertempuran besar. Pertempuran tersebut terjadi karena
pembentukan Organisasi yang dibentuk oleh para pemuda pada tanggal 6 oktober
1945 yang diberi nama Angkatan Pemuda Indonesia (API), namun seminggu
berdirinya organisasi tersebut kemudian jepang melarang berdirinya Organisasi
tersebut. Walaupun dipakasa untuk membubarkan API, tapi para pemuda menolak
dengan keras dan timbullah pertempuran. Para pemuda melucuti senjata Jepang.
Selain itu, para pemuda juga mengambil alih kantor-kantor pemerintah Jepang dan
mengibarkan bendera merah putih.
K. Tindakan Heroik Di Palembang
Di
Palembang pada 8 Oktober 1945 Dr.A.K.Gani memimpin rakyat mengadakan upacar
pengibarab Bendera Merah-Putih. Perekutan kekuasaan di Plembnag dilakukan tanpa
Insiden. Pihak Jepang berusaha menghindari pertempuran.
L. Tindakan Heroik Di
Kalimantan
Di
Kalimantan dukungan Proklamasi Kemerdekaan dilakukan dengan berdemokrasi,
pengibaran Bendera Merah-Putih dan mengadakan rapat-rapat. Pada 14 November
1945 dengan beraninya sekitar 8000 orang berkumpul di komplek NICA dengan
mengarak Bendera Merah-Putih.
M. Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa
ini terjadi pada tanggal 14 februari 1946 di Manado. Para pemuda Manado bersama
laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan kekuasaan pemerintahan
di Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda
berhasil ditahan.
II.C. Sejarah Pada Masa Orde Lama ( 1945 – 1966 )
Orde
Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia.
Ir. Soekarno adalah presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945
– 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator
Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal
17 Agustus 1945. Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966
Supersemar yang kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan
Markas Besar Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar
menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis
Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen.
Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan
dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama
dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.
Orde
Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut,
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.Di
saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem
pemerintahan parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia
menggunakan sistem ekonomi komando.
Pemerintahan
Soekarno pada era 1960-an, masa ekonomi surut di Indonesia. Saat itu
harga-harga melambung tinggi, sehingga pada tahun 1966 mahasiswa turun ke jalan
untuk mencegah rakyat yang turun. Mereka menuntut Tritura. Jika saat itu rakyat
yang turun, mungkin akan terjadi people power seperti yang terjadi di
Philipina.
Pemerintahanj Rezim Militer (Orba) cukup baik pada era 1970-an dan 1980-an, namun akhirnya kandas di penghujung 1990-an karena ketimpangan dari pemerintah itu sendiri. Di pemerintahan Soekarno malah terjadi pergantian sistem pemerintahan berkali-kali. Liberal, terpimpin, dan sebagainya mewarnai politik Orde Lama. Rakyat muak akan keadaan tersebut. Pemberontakan PKI pun sebagian dikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI berhaluan sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme atau Leninisme) yang berdasarkan asas sama rata, jadi faktor pemberontakan tersebut adalah ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.
Pemerintahanj Rezim Militer (Orba) cukup baik pada era 1970-an dan 1980-an, namun akhirnya kandas di penghujung 1990-an karena ketimpangan dari pemerintah itu sendiri. Di pemerintahan Soekarno malah terjadi pergantian sistem pemerintahan berkali-kali. Liberal, terpimpin, dan sebagainya mewarnai politik Orde Lama. Rakyat muak akan keadaan tersebut. Pemberontakan PKI pun sebagian dikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI berhaluan sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme atau Leninisme) yang berdasarkan asas sama rata, jadi faktor pemberontakan tersebut adalah ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.
Masa
orde lama yaitu masa pemerintahan yg dimulai dari proklamasi kemerdekaan
17 agustus 1945 sampai masa terjadinya G30 S PKI. Dizaman orde lama partai yang
ikut pemilu sebanyak lebih dari 25 partai peserta pemilu. Masa orde lama
ideologi partai berbeda antara yang satu dengan lainnya, ada Nasionalis
PNI-PARTINDO-IPKI-dll, Komunis PKI; Islam NU-MASYUMI- PSII-PI PERI, Sosialis
PSI-MURBA, Kristen PARKINDO dll. Pelaksanaan Pemilu pada Orde Lama hampir sama
seperti sekarang.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian bahasan “Sejarah Bangsa Indonesia” dapat disimpulkan bahwa :
- Beberapa peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi, diantaranya peristiwa Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, dan detik-detik proklamasi. Pada peristiwa Rengasdengklok, para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Mereka didesak untuk segera memproklamasikan negara Indonesia merdeka.
- Perumusan teks proklamasi dilakukan tanggal 16 Agustus 1945 di rumah laksamana Maeda yang terletak di jalan Imam Bonjol no. 1 Jakarta. Para perumus teks Proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad soebardjo. Teks Proklamasi ditulis tangan oleh Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik. Proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia pertama kali dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada hari Jum’at, di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi).
- Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah BPUPKI dan PPKI. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat, sedangkan PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. BPUPKI telah berhasil menyusun dasar negara dan rancangan UUD. Dalam sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, PPKI telah menetapkan tiga keputusan penting yaitu mengesahkan dan menetapkan UU RI, yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945, mengangkat presiden dan wakil presiden, dan membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,Ahmad subardjo, dan Fatmawati.
DAFTAR PUSTAKA