Laman

FUNGSI DAN FILSAFAT ILMU

BAB I

PENDAHULUAN

Filsafat adalah berfikir dan merasa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu sampai kepada inti persoalan. Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang tersusun dari dua kata, yaitu Fhilos dan Sophia. Filos berarti senang, gemar atau cinta, sedangkan Sophia dapat diartikan sebagai kebijaksanaan. Dengan begitu filsafat dapat diartikan sebagai suatu kecintaan kepada kebijaksanaan.

Kata lain dari flsafat adalah Hakikat dan Hikmah jadi kalau ada orang yang mengatakan, “Apa Hikmah dari semua ini”, berarti mencari latar belakang dalam kejadian sesuatu dengan kejadian secara filsafat, yaitu apa, bagaimana, dan mengapa sesuatu itu terjadi, yang dalam filsafat disebut dengan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.

Hakikat dan hikmah merupakan dua nama Al-Qur’an disamping Al-Furqon (Pembeda), dan dengan demikian kitab suci ini juga berarti Filsafat. Oleh karena itu umat islam yang menolak filsafat seakan secara tidak sengaja menolak Al-Qur,an itu sendiri yang mengkaji kehidupan ini secara mendalam, bukan paksaan (dogma), dan secara seimbang mendialektikakan logika, etika dan estetika.

Dengan demikian apabila para pakar menganggap bahwa ilmu tertua serta induk segala ilmu adalah filsapat, sehingga pada tingkat terahir pendidikan keilmuan senantiasa diberi gelar Philosophy Doctor disingkat Ph.D., maka di dalam Al Qur’an juga terkandung segala disiplin ilmu ilmu mulai dari ilmu-ilmu social sampai dengan ilmu-ilmu eksakta

Filsafat menela’ah hal-hal yang menjadi objeknya. Dari sudut intinya yang mutlak, terdalam tetapi tidak berubah ( Notonagoro ), atau perenungan yang sedalam-dalamnyatentang sebab ada dan perbuat, kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai kepada mengapa yang penghabisan ( Drijarkara ), menjawab pertanyaan terakhir, tidak dangkaldan dogma, melainkan kritis sehingga kita sadar akan kekaburan dan kekacauan pengertian sehari-hari ( Bertrand Russel ).

Filsapat tentang air bukan sekedar mengetahui bahwa air adalah untuk minum, atau air harus diletakan dalam bejana karena air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, tetapi juga menguraikan air itu sampai pada komponen substansinya, dengan begitu filsafat air adalah mempelajari sedalam-dalamnya tentang air, apakah air dalam keadaan padat (Es), dalam keadaan menguap (Gas), atau dalam keadaan mencair serta dengan segala ketentuan hukum yang berlaku pada setiap keadaan bagi air.

Seorang pembantu rumah tangga yang diperintah oleh majikannya menyiram bunga pada jam 4 sore, tetap saja menyiram bunga dengan memakai paying karena hari sedang hujan lebat. Hal ini adalah karena pembantu rumah tangga yang patuh ini tidak mengetahui filsafat menyiram bunga, apabila yang bersangkutan mengetahui bahwa hakikat terdalam dalam dari menyiram bunga adalah agar tanaman itu segar berkat air yang disiramkan, maka tidak perlu dilakukan penyiraman bila telah kena hujan, kecuali kalau tanaman tersebut tidak kena hujan karena tertutup oleh atap.

Karena pada awal tulisan ini penulis mendevinisikan filsafat dengan berfikir dan merasa sedalam-dalamnya, maka perlu dijelaskan bahwa penulis mendialektikakan berfikir dengan merasa karena berfikir adalah kegiatan logika, sedangkan merasa adalah kegiatan estetika dan etika. Oleh karena itu uraian selanjutnya adalah menjelaskan filsafat pengetahuan, hal mana dalam pengetahuan tersebut terkandung ilmu (logika), moral (etika) dan seni (estetika).

LATAR BELAKANG MASALAH

Pada prinsipnya kita melihat bukti dalam sejarah ternyata umat islam jaman pertengahan berjasa dalam pembangunan, antara lain : Bidang Sains, Eksakta, Aqidah, Sosial dalam sejarah, tercatat pula ulama yang mendalami agama dapat menjadi filosof dan dokter, seperti ibnu sina. Dalam bidang akidah dan akhlak adalah merupakan kesaksian iman dan pernyataan pengetahuan tentang realitas, orang islam memandang bahwa berbagai sains, ilmu alam dan ilmu sosial sebagai ragam bukti yang menunjuk pada kebenaran yang paling pundamental dalam islam, oleh karena itu semangat ilmiah merupakan [1]bagian yang teradu dari tauhid atau aqidah, semangat imiah para ilmuan mengalir dari kesadaran mereka akan tauhida atau akidah, dalam literatur dijelaskan mengenai sumbangan umat islam terhadap ilmu-ilmu ekstra, antara lain sumbangan uamt islam terhadap matematika, astronomi, Kimia dan Iptek.

Akan tetapi dari pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini berasarl dari Negara lain, sehingga umat islam seakan-akan tidak peduli dan lupa untuk menjadikan sebagai arahan atau gambaran dari tokoh-tokoh islam yang telah sangat berjasa itu, justru umat Isalam sekarang ini sangat menyedihkan dari bahwa sekarang ini, dunia islam merupakan kawasan yang paling terbelakang dan pula jauh tertinggal oleh Negara-negara yang menganut agama islam.

Ironisnya dari pernyataan ini bahwa umat islam, mayoritas seakan-akan antara lain : tidak akan disiplin hokum islam, tergiur oleh budaya Non Islam, sehingga tidak memperdulikan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, oleh karenanya maka kami mencoba membuat makalah ini, karena sangat erat hubungannya dengan kemampuan meneliti yang dimiliki perngkat pemikir sesuai bidangnya masing-masing, sehingga umat islam berupaya menjadi pencipta Ilmu Pengetahuan dan teknologi, tidak saja hanya dapat menjual bahan mentah misalkan, tetapi juga bahan jadi dan buah pemikiran, selain untuk dapat menarik minat pemuda menjadi ilmuan yang baik khususnya dan umat islam dapat memikirkan hidup dan kehidupan sesuai syari’at islam itu sendiri.

Dengan harapan mudah-mudahan makalah ini dapat mnunjang peluang dan wawasan dalam mencapai imu alamiah dan amal ilmiah, segingga ilmuan itu sendiri dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

- Perumusan Masalah

Pada dasarnya yang menjadi pokok perumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Pengertian filsafat

2. Pengertian ilmu

3. Konsep Dasar Ilmu

4. Cabang-cabang filsafat

- Tujuan Penulisan

- Pada prinsipnya penulisan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan khusus, untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah filsafat ilmu.

2. Tujuan Umum

- Untuk mengetahui tentang arti, arah dan fungsi filsafat ilmu

- Untuk mengetahui karakteristik filsafat ilmu

- Agar seseorang berfikir secara serius

- Supaya berfikir philosof

- Supaya menjadi warga Negara yang baik

- Agar memiliki pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi (rasio) mengenai sebab-sebab atas hukum tentang kebenaran

- Sistematika penulisan

Makalah ini disusun sebanyak tiga bab. Yang masing-masing bab dijelaskan dalam sistematika sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang meliputi, latar belakang masalah, perumusan

masalah tujuan penulisan dan sistematika penulisan

BAB II : Kajian Pustaka tentang fungsi dan arah filsafat ilmu yang meliputi :

- Pengertian filsafat

- Pengertian ilmu

- Arah filsafat

- Konsep dasar ilmu

- Cabang-cabang filsafat

- Teratasan filsafat

- Stela’ahan filsafat

- Kedudukan dan fungsi filsafat ilmu

- Manfaat mempelajari filsafat

BAB III : Penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran-saran

BAB II

FUNGSI DAN ARAH FILSAFAT ILMU

A. Pengertian Ilmu

Ilmu adalah suatu teori melalui penelitian yang merupakan pengetahuan yang benar dan criteria menentukan kebenaran secara ilmiah.

Alkisah bertanyalah seorang awan kepada ahli filsafat yang arif bijaksana, “Coba sebutkan kapada saya berapa jenis manusia yang terdapat dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya !”

Filsafat itu menarik nafas panjang dan bertun :

- Ada orang ang tahu di tahunya

- Ada orang yang tahu di tidaktahunya

- Ada orang yang tidak ditahunya

- Ada orang yang tidak di tidaktahunya

“Bagimana caranya agar saya mendapatkan pengetahuan yang benar?” sambung orang awam itu : penuh hasrat dalam ketidaktahuannya.

“Mudah saja” Jawab filsafat itu” ketahuilah apa ang kamu tau dan ketahuilah apa yang tidak kamu tahu”.

Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahw tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.

Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gemuli sejak di bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Bersifat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri :

- Apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu ?

- Apakah cirri-cirinya yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu ?

- Bagaimana saya ketahui bahwa itu merupakan pengetahuan yang benar ?

- Kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran scara ilmiah ?

- Mengapa kita mesti mempelajari ilmu ?

- Apakah kegunaan yang sebenarnya ?

Dmikian juga berfilsafat berarti berendah diri hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah kita ketahui ;

- Apakah ilmu telah mencakup segenap pengetahuan yang seyogyanya saya ketahui dalam kehidupan ini ?

- Dibatas manakah ilmu mulai dan dibatas manakah dia bekerja ?

- Kemanakah saya harus berpaling dibatas ketidaktahuan ini ?

- Apakah kelebihan dan keuntungan limu ?

Mengetahui kekurangan bukan berarti merendahkanmu, namun secara sadar memanfaatkan untuk lebih jujur dalam mencintaimu

B. Pengertian Filsafat

Menurut hasbullah bahri, filsafat adalah pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan sebagainya.

Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tangadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi da lembah dibawhnya. Dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya. Karakteristik filsafat yang pertama adalah filsafat menyuruh seorang ilmuan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam kontelasi pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama. Dia ingin yakin apakah ilmu itu membawa kebahagiaan kepada dirinya.

Seringkali melihat seorang ilmuan yang picik, ahli fisika menulis memandang rendah kepada ahli ilmu social. Lulusan IPA merasa lebih tinggi dari lulusan IPS. Atau lebih lagi, seorang ilmuan memandang rendah kepada pengetahuan lain. Mereka meremehkan moral, agama dan dilai etika mereka para ahli yang berada dibawah tempurung disiplin keilmuannya masing-masing, sebaiknya tengadah ke bintang-bintang dan tercengang : Lho, kok masih ada langit lain di luar tempurung kita. Dan lalu kitapun menyadari kebodohan, kekurangan dari kelemahan kita sendiri yang saya tahu simpul sokrates, ialah bahwa saya tidak tahu apa-apa!.

Kerendahan sokretes ini bukanlah cverbalisme yang sekedar basa-basi. Seorang yang berpikir filsafat selain tengadah kebintang-bintang, juga membongkar tempat secara fundamental. Nilai karakteristik berfikir filsafat yang kedua yakni sifat mendasar. Dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu dapat disebut benar ? bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Apakah criteria itu sendiri benar ?

Lalu benar sendiri itu apa ? seperti sebuah lingkaran maka pertanyaan itu melingkar dan menyusun sebuah lingkaran, kita harus mulai dari satu titik yang awalpun sekaligus akhir. Lalu bagaimana menentukan titik awal yang benar ? memang demikian secara terus terang tidak mungkin kita menangguk pengetahuan secara keseluruhan dan bahkan kita yakin kepada titik awal yang menjadi jangkar pemikiran yang mendasar. Dalam hal ini kita hanya berspekulasi dan inilah yang merupakan ciri filsafat yang ketiga yakni sifat spekulatif.

Kita mulai mengernyitkan kening dan timbul kecurigaan tehadap filsafat : bukanlah spekulasi ini suatu dasar yang tidak bias diandalkan.? Seorang filusuf menjawab. Memang namum hal ini tak bias diandalkan, menyusun sebuah lingkaran kita harus mulai dari sebuah titik bagaimanapun juga spekulatifnya. Yang penting adalah bahwa dalam prosesnya, baik dari titik bagaimanapun juga spekulatifnya. Yang penting adalah bahwa dalam prosesnya baik dalam analisis maupun pembuktiannya, kita bisa memisahkan spekulasi mana yang dapat diandalkan dan mana yang tidak, dan tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang dipandang paling berperang dalam sensitif sebagai analan dalam proses. Yang disebut sahih? Apakah yang disebut logis ? apakah yang disebut benar ?apakah ala mini teratur atau kacau ? apakah hidup ini adalah tujuannya atau abjad? Apakah hukum yang mengatur alam dan segenap semua kehidupan?

Nama asal fisika adalah filsafat alam (Natural Philosophy) dan nama asal ekonomi adalah filsafat moral (moral Philosophy) dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu maka terdapatlah taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini maka bidang penjelajahan filsafat menjadi sempit, tidak lagi menyeluruh melainkan sektoral. Disini orang tida lagi mempermasalahkan moral secara keseluruhan melainkan dikaitkan dengan kegitan manusia dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, walaupun demikian dalam taraf ini secara konseptual ilmu masih merupakan penerapan etika (Applied Ethic) dalam kegiatan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya metode yang dipakai adalah normatif dan memenuhi dan dedaktif berdasarkan asas-asas moral ang filsafati.

C. Konsep Dasar Ilmu

Pada tahap selanjutnya ilmu menyatakan dirinya otonom dari konsep-konsep filsafat dan mendasarkan sepenuhnya kepada hakekat alam sebagaimana darinya. Pada tahap peralihan ilmu masih mendasarkan kepada norma yang seharusnya sedangan dalam tahap-tahap terakhir ini, ilmu mendasarkan kepada penemuan alamiah sebagaimana adanya.

Dalam menyusun pengetahuan alam dan sisinya ini maka manusia tidak lagi mempergunakan metode yang bersifat normatif dan dedukatif melainkan kombinasi antara dedukatif dan induktif dengan dan jembatan yang berupa pengajuan hipotesis yang dikenal sebagai metode logika Hypothetic verifikatif “tiap limu dimulai dengan filsafat dan diakhiri dengan seni.” Ujar Will Durant”. Muncul dalam hipotesis dan berkembang kebersihan.”

Aguste Comte (1798-1857) membagi tingkat perkembangan pengetahuan tersebut diatas kedalam tahapan sekaligus, metapisik dan pasitif. Dalam tahap pertama maka atas dligilah yang dijadikat postykat ilmiah sehingga ilmu merupakan dedukasi atau penjabaran dari ajaran religi, tahap kedua orang mulai berspekulasi tentang metafisika (kebenaran) wujud yang menjadi objek penela’ahan yang terbatas dari dogma religi dan mengembangkan system pengetahuan diatas dasar postulat metafisik tersebut.

Dengan demikian kita menyadari bahwa semua pengetahuan yang sekarang ada dimulai dengan speulasi. Dari serangkaian inilah kita dapat memilih buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan pengetahuan. Tanpa menetapkan kriteria tentang apa yang disebut benar maka tidak mungkin pengetahuan lain berkembang diatas kebenaran, tanpa menetapkan apa yang disebut baik atau buruk maka kita tidak mungkin berbicara tentang moral. Demikian juga tanpa wawasan yang disebut indah dan jelek tidak mungkin kita membicarakan tentang kesenian.

D. Teratasan Filsafat

Will Durant telah mengembangkan bahwa filsafat diibaratkan pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan-pasukan infantri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu, filsafat yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan setelah itu ilmuwan yang membelah gunung dan merebah tuhan menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan setelah pengarahan dilakukan maka filsafatpun pergi. Dia kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas. Seorang yang skeptis akan berkata, sudah lebih dadri dua ribu tahun orang berfilsafat namun selangkahpun dia tidak maju. Sepintas lalu memang kelihatannya demikian, dan kesalah pahaman ini dapat segera dihilangkan, sekiranya dapat menyadari bahwa filsafat adalah marinir yang merupakan prionir, bukan pengetahuan yang bersifat merinci. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan kapada ilmu pengetahuan-pengetahuan lainnya. Semua ilmu baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu social, bertolak dari pengembangannya bermula sebagai filsafat.

Issal Newton (1642-1627) menulis hokum-hukum fisiknya sebagai Philoshopil naturalis perinsipia matematika (1689) dan adan smith (1723-1790) Bapak ilmu ekonomi menulis buku The Wealth of Nations (1776) dalam fungsinya sebagai professor of moral Philoshopy di Chiversitas Glaslow.

Sedangkan tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah (ilmu) dimana asas-asas yang dipergunakan diuji secara positif dalam proses Verifikasi yang obyektif.

E. Tela’ah filsafat

Filsafat berfungsi sebagai penela’ah yang intensif untuk mengarahkan suatu proses di dalam upaya menentukan hakekat-hakekat yang akan dicapai. Apakah sebenarnya yang ditela’ah filsafat ?

Selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia menela’ah segala permasalahan yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia, sesuai dengan fungsinya sebagai pionir dia mempermasalahkan hal-hal yang pokok, terjawab masalah yang satu, diapun mulai menambah pertanyaan yang lain. Tentu saja tiap kurun waktu zaman mempunyai masalah yang merupakan mode pada waktu itu.

Selaras dengan usaha peningkatan-peningkatan kemampuan penalaran maka filsafat ilmu menjadi “Ngetop” sedangkan dalam masa-masa yang akan datang maka yang akan menjadi perhatian kemungkinan besar bukan lagi filsafat ilmu, melainkan filsafat moral yang berkaitan denga ilmu.

F. Cabang-Cabang Filsafat

Pokok permasalahan yang dikaji mencakup tiga segi yakni apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah, mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika) serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Ketiga cabang filsafat ini kemudian bertambah lagi yakni, pertama teori tentang ada : tentang hakekat keberadaan zat, tentang hakekat pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika dan keuda politik yakni kajian mengenai organisasi social/pemerintahan yang ideal, kelima cabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian ang lebih spesifik diantaranya filsafat ilmu. Cabang-cabang filsafat tersebut antara lain mencakup.

1. Epistimologi (Filsafat Pengetahuan)

2. Etika (Filsafat Moral)

3. Estetika (Filsafat Seni)

4. Matematika

5. Politik (Filsafat Pemerintahan)

6. Filsafat agama

7. Filsafat Ilmu

8. Filsafat Pendidikan

9. Filsafat Hukum

10. Filsafat Sejarah

11. Filsafat Matematika

G. Kedudukan Dan Fungsi Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (Pengetahuan Ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai cirri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologi ilmu tidak membedakan ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu social. Pembagian ini lebih merupakan pembatasan masing-masing bidang yang ditela’ah yakni ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu social, dan tidak merincikan cabang filsafat yang bersifat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan yang prinsipil antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu social, dimana keduanya mempunyai cirri-ciri kelimuan yang sama.

Menurut Radakrishnan pada Buku history of Filoshohy pungsi pilsafat yaitu Kreatif,menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan – jalan baru.Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan pada kita untuk menopang dunia baru, yaitu mencetak manusia – manusia yang menjadikan penggolongan berdasarkan nation, rasi dan keyakinan keagamaan mengabdi pada cita mulia kemanusiaan.

Berfikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai pada hakikat, atau berpikir secara global (menyeluruh), atau berpikir dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan.Berfikir yang demikian ini sebadai upaya untuk dapat berfikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan.

Bahasan yang di cerna oleh ilmu filsafat sangat luas cakupannya. Poin yang utama ditujunya adalah mencari hakikat kebenaran segala sesuatu. Baik dalam kebenaran berfikir ( Logika ), kebenaran tingkah laku (Etika) Maupun dalam mencari hakikat sesuatu yang ada dibalik alam nyata (metafisika), sehingga persoalannya adalah apakah sesuatu itu hakiki (benar) atau maya(palsu).

Manfaat mempelajari filsafat ada bermacam – macam. Namun sekurang – kurangnya ada 4 macam paedah Yaitu :

  1. Agar terlatih berfikir serius
  2. Agar mampu memahami filsafat
  3. Agar mungkin menjadi filsapat
  4. Agar menjadi warga Negara yang baik

Menurut Fudyartanta (GAMA) ada 4 fungsi ilmu (pengetahuan ) Yaitu :

  1. Fungsi Deskriftif : menggambarkan, melukiskan dan memaparkan suatu objek atau masalah sehingga mudah dipelajari atau diteliti.
  2. Fungsi Pengembangan : melanjutkan hasil temuan yang lalu dan menemukan hasil ilmu pengetahuan yang baru.
  3. Fungsi Prediksi : meramalkan kejadian – kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga manusia dapat mengambil tindakan – tindakan yang perlu dalam usaha menghadapinya.
  4. Fungsi Kontrol : berusaha mengendalikan peristiwa – peristiwa yang tidak dikehendaki.

Tegasnya : Fungsi ilmu (pengetahuan) ialah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia didalam berbagai bidangnya.

Ilmu menjelaskan dengan 4 pola yaitu : dedukatif, probabilistic, ecologis dan genetic. Penjelasan dedukatif adalah menjelaskan gejala dengan menarik kesimpulan secara logis dan premis yang ditetapkan sebelumnya. Penjelasan probilistik adalah menjelaskan secara indukatif dan sejumlah kasus dan bersifat mungkin. Penjelasan ecologis adalah penjelasan yang bersifat fungsional dengan meletakan unsure dalam kaitannya dengan system. Penjelasan genetic adalah tentang gejala yang muncul dengan mempergunakan factor yang timbul sebelumnya.

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan yang mengkaji tentang hakikat ilmu. Dimana ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai cirri-ciri tertentu yaitu yang bersifat konkrit yang artinya masalah tersebut terdapat dalam jangkauan pengalaman manusia dan ilmu tidak memasalahkan akhirat. Selain bersifat konkrit, ilmu juga mempunyai cirri sifat lain, yaitu bersifat nyata yang artinya jawaban itu ada pada dunia nyata dan ilmu itu dimulai dari fakta dan diakhiri dengan fakta . Dari cirri – cirri tersebut terdapat dalam ilmu, kita bias mengetahui fungsi dari filsafat ilmu dan arah dari filsafat ilmu.

Filsafat ilmu mempelajari apakah objek yang ditelaah dalam ilmu, bagaimana proses mendapatkan ilmu dan apakah kegunaan ilmutersebut. Objek atau hakekat sesuatu dipelajari dalan antology, cara mendapatkannya dipelajari dalan pistemology, dan kegunaannya dipelajari dalam aksiologi. Dari kajian – kajian yang terdapat dalam ilmu filsafat ilmu kita bias mengetahui kembali fungsi dari arah filsafat ilmu. Oleh karena itu fungsi filsafat ilmu adalah :

  1. Untuk mengetahui objek apa saja yang ditela’ah dalam ilmu
  2. untuk mengetahui tentang proses mendapatkan ilmu
  3. untuk mengethui kegunaan dari ilmu tersebut
  4. untuk mengetahui cirri –ciri tertentu dari cabang – cabang pengetahuan yang termasuk kedalam objek kajian dari filsafat ilmu.

Sedangkan arah dari filsafat ilmu adalah mengarahkan seseorang untuk mengkaji filsafat lebih dalam tentang “benar –salah “, “Baik – buruk” etika dan “indah – jelek” etika yang masing – masing sifat tersebut dapat mengarahkan seseorang ahli filsafat untuk mengetahui tentang filsafat ilmu. Filsafat yang mengkaji tentang salah – benar disebut loga, filsafat yang mengkaji tentang baik – buruk disebut etika dan filsafat yang mengkaji tentang indah – jelek disebut estetika.

Ilmu merupakan suatu cara berfikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan. Berfikir bukan satu –satunya cara dalam mendapatkan pengetahuan. Demikian juga ilmu bukan satu –satunya produk dari kegiatan berfikir menurut langkah – langkah tertentu yang secara umum dapat disebut sebagai berfikir ilmiah.

Berfikir ilmiah merupakan kegiatan berfikir yang memenuhi persyaratan – persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut pada hakikatnya mencakup dua criteria utama yakni,pertama berpikir ilmiah harus mempunyai alur jalan fikiran yang logis, kedua pernyataan yang bersifat logis tersebut harus didukung oleh fakta empiris. Persyaratn pertama mengharuskan alur jalan pikiran kita untuk konsisten dengan pengetahuan ilmiah yang telah ada sedangkan persyaratan kedua mengharuskan kita untuk menerima pernyatan yang didukung oleh fakta sebagai pernyataan yang benar secara ilmiah.

Pernyataan yang telang diuji kebenarannya ini kemudian diperkaya khasanah pengetahuan pengetahuan ilmiah yang disusun secara sistematik dan komulatif. Kebenaran ilmiah ini tidaklah bersifat mutlak sebab mungkin saja pernyataan yang sekarang logis kemudian akan bertentangan dengan ilmu pengetahuan ilmiah baru atau pernyataan yang sekarang didukung oleh fakta kemudian di tentang oleh penemuan baru, kebenaran ilmiah terbuka bagi koreksi dan penyempurnaan.

Dari hakikat berfikir ilmiah tersebut maka kita dapat menyimpulkan beberapa karakteristik dari ilmu.Pertama ialah bahwa ilmu mempercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Walaupan demikian maka berfikir secara rasional inipun harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar sampai kepada kesimpulan yang dapat di andalkan. Untuk itu maka ilmu mempuyai karakteristik yang kedua yakni alur jalan fikiran yang logis yang konsisten dengan pengetahuan yang ada. Walaupun demikian maka tidak semua yang logis itu didukung fakta atau mengandung kebenaran secara empiris. Untuk itu maka ilmu mensyaratkan karakteristik yang ke tiga yakni pengujian secara empiris sebagai criteria kebenaran objektif. Pernyataan yang dijabarkan secara logis dan telah teruji ecara empiris lalu dianggap benar secara ilmiah dan memperkaya khajanah pengetahuan ilmiah. Walaupun demikian tidak ada jaminan bahwa pernyataan yang sekarang benar secara ilmiah kemudian lalu tidak shahih lagi. Untuk itu maka ilmu mensyaratkan karakteristik ke empat, yakni mekanisme yang terbuka terhadap koreksi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Seseorang yang secara benar yang memahami filsafat sebagai salah satu ilmu berarti seseorang tersebut mampu mengetahui fungsi dan filsafah hidup yang dapat membenarkan dampak secara langsung untuk pembenaran dalam kehidupan kita sehari-hari

Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu ( pengetahuan ilmiah )

Dari hakikat berfikir ilmiah maka kita dapat menyimpulkan beberapa karakteristik dan ilmu. Pertama ialah bahwa ilmu mampercayai rasio sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, kedua alur jalan pikiran yang logis yang konsisten dengan pengetahuan yang telah ada, ketiga yakni pengujian secara empiris sebagai kriteria kebenaran objektif, ke empat yakni mekanisme yang terbuka terhadap koreksi

Arah dari filsafash ilmu adalah mengarahkan seseorang untuk mengkaji filsafat lebih dalam tentang “benar-salah”, ”baik-buruk”, dan “indah-jelek” yang masing-masing sifat tersebut dapat mengarahkan seseorang ahli filsafat untuk mengetahui tentang filsafat ilmu.

Saran

Demikian yang dapat kami sampaikan melalui makalah ini, tentunya banyak hal-hal yang perlu diperbaiki serta langkah-langkah dari permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dari metode penulisan, kata-kata atau pun kalamat-kalimat yang belum sumpurna di dalamnya

Adapun cara penilaian,hak dan tidaknya kami serahkan kepada para pembaca, mudah-madahan dapat memberikan bantuan doa atas terselenggaranya penulisan makalah ini semoga anda dalam lindungan dan keridhoan Allah SWT Amin.

DAFTAR PUSTAKA

S. Suria Sumantri Jujun, Filsafat Ilmu. Pustaka Sinar Harapan Jakarta, 2005

Muzakir, Drs. A. Ahmad Syadali, MA. Filsafat Ilmu, Pustaka Setia Bandung, 1991

Syafii Inu Kencana, Pengantar Filsafat Ilmu. Refika Aditama Bandung, 2004

S. Suria Sumantri Jujun, Filsafat Ilmu. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta 1990

Tafsir Ahmad. Dr. Filsafat Umum, Remaja Rosdakarya, Bandung. 1990

Ansori H. Endang Saefudin, Th. A., Ilmu Filsafat dan Agama


[1] Buku yang secara khusus membicarakan tentang ulama yang memiliki peran dalam bidak ilmu kesehatan, kedokteran, kedokteran hewan, dari yang lainnya adalah ilmuwan muslim sepanjang sejarah, karya. M. Natsir Arsyad (1955).

No comments:

Post a Comment