Laman

STRUKTUR JARINGAN ANGGREK

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Anggrek merupakan tanaman hias yang bernilai estetika tinggi dan memiliki arti penting dalam perdagangan bunga. Selain karena bunganya yang indah dengan warna yang menarik, anggrek dapat dijadikan sebagai tanaman pot maupun tanaman bunga potong.
Tanaman anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang bernilai ekonomi tinggi dan sangat prospektif dibudidayakan, sebagai sumber pendapatan (agribisnis), penyedia lapangan kerja dan penggerak ekonomi di daerah. Pasar anggrek berkembang amat pesat. Kebutuhan akan anggrek didominasi oleh anggrek potong yang dominan dan disukai masyarakat adalah jenis dendrobium (34%),diikuti oleh Oncidium Golden Power (26%), Cattleya (20%), Vanda Douglas (17%) serta anggrek lainnya (3%). (Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI, 2008; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007).
Sementara itu hanya sebagian kecil pihak yang mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan anggrek spesies, khususnya yang berkaitan dengan teknologi kultur jaringan. Tidak dipungkiri bahwa metode terbaik hingga saat ini dalam pelestariaan dan perbanyakan anggrek adalah dengan kultur jaringan, karena melalui kultur jaringan banyak hal yang bisa dilakukan dibandingkan dengan metode konvensional (Nurwahyuni, 1996).
Banyak manfaat yang diberikan teknik kultur jaringan dibandingkan dengan teknik konvensional. Pertama, jutaan klon dapat dihasilkan dalam waktu setahun hanya dari sejumlah kecil material awal. Kedua, teknik kultur jaringan menawarkan suatu alternatif bagi spesies-spesies yang resisten terhadap sistem perbanyakan vegetatif konvensional dengan melakukan manipulasi terhadap faktor-faktor lingkungan, termasuk penggunaan zat pengatur tumbuh. Ketiga, kemungkinan untuk mempercepat pertukaran bahan tanaman di tingkat internasional. Keempat, teknik kultur jaringan tidak tergantung pada musim (Zulkarnain, 2009).  

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media kultur yang baik seharusnya menyediakan unsur hara baik makro maupun mikro, sumber vitamin dan asam amino, sumber karbohidrat, zat pengatur tumbuh, senyawa organik sebagai tambahan seperti air kelapa, air siwalan, ekstrak buah dan lain-lain, bahan pemadat: agar-agar dan juga menyediakan arang aktif untuk kasus tertentu untuk tanaman.

Air siwalan (legen) adalah air yang diperoleh dari sadapan bunga siwalan. Nira siwalan memiliki komposisi kimia mirip kelapa atau aren. Nira siwalan memiliki keunggulan dari air kelapa yaitu dalam keadaan segar berasa manis, berbau khas, dan tidak berwarna. Rasa manis dari nira terdukung oleh kandungan zat gula yaitu sakarosa, glukosa, dan fruktosa. Nira siwalan mengandung gula dan air 85% sedangkan pada kelapa hanya mengandung gula sebanyak antara 1,7 sampai 2,6 %. Karena kandungan gulanya yang cukup tingga maka air siwalan baik untuk dijadikan suplemen pada media pertumbuhan kultur jaringan anggrek. Sumber energi utama tanaman adalah karbohidrat. Karena pentingnya peran karbohidrat untuk pertumbuhan tanaman tersebut, maka ke dalam media kultur jaringan anggrek ditambakan pula sumber karbohidrat sederhana, seperti sukrosa, glukosa dan fruktosa. Meskipun didalam persenyawaan komplek organik (air kelapa, pisang, ubi kayu) yang biasa ditambahkan ke dalam media kultur jaringan sumber energi tersebut telah tersedia, namun karena karbohidrat tersebut telah banyak digunakan untuk proses respirasi dan pembentuk sel-sel baru tanaman maka penambahan sumber energi lainnya sangat diperlukan guna mencukupi kebutuhan tanaman. Disamping itu air siwalan mudah diperoleh dan murah karena masih belum banyak yang memanfaatkannya. Dan dalam teknik kultur jaringan anggrek belum banyak yang memanfaatkan air siwalan sebagai bahan organiknya.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang terkait pada penelitian ini adalah:
1.    Apakah air siwalan dapat dijadikan suplemen tambahan pada media tumbuh kultur jaringan anggrek bulan?
2.    Bagaimana keefektifan air siwalan sebagai suplemen tambahan pada media tumbuh kultur jaringan anggrek bulan?
  
1.3  Tujuan khusus praktek indutri
Tujuan praktek industry ini adalah :
  • Siswa dapat memperoleh wawasan dalam bidang pertanian khususnya pembibitan anggrek dengan cara kultur jaringan tanaman.
  • Mempersiapkan siswa-siswi menjadi tenaga kerja yang kompeten.
1.4  Manfaat praktek kerja industri
Manfaat praktek kerja industry ini adalah :
* Memperoleh wawasan dan motivasi baru.
* Terciptanya sumber daya manusia yang berani menghadapi dunia kerja industry dan memiliki mental tangguh.
* Menghasilkan tenaga kerja yang kopenten.

1.5 Tempat dan Waktu praktek kerja industry
Praktek kerja industry ini bertempat di SMK Negeri 2 Pandeglang, Jl. Kadubanen pandeglang-banten. Dimulai pada tanggal 05 Maret – 05 April 2014.

1.6 Alat dan Bahan yang digunakan
1. Galon
2. Autoclave
3. Alkohol
4.  Botol
5. Botol Semprot
6. Karet Plastik
7. Corong
8. Air
9. Penjepit Botol
10. Kamera
1.7 Metode
  1. Orientasi
Pertama kali datang ke SMKN 2 PANDEGLANG kami disambut oleh waka hubimas SMKN 2 pandeglang dan bertemu langsung dengan pembimbing industry setelah itu kami berkumpul diruang metting dengan pembimbing sekolah dan pembimbing industry, sekaligus pembimbing sekolah maupun pembimbing industry membuat pernyataan atas prakerin yang akan kami laksanakan selama 1 bulan di SMKN 2 pandeglang.
  1. Observasi
Minggu pertama dilakukan observasi yaitu suatu pengenalan yang lebih mendalam terhadap lokasi tempat praktek kerja industry, observasi ini dimaksud untuk memberi pemahaman terhadap kerja.
  1. Adaptasi
Adaptasi merupakan masa penyesuian diri dengan situasi dan kondisi tempat PKL serta senantiasa menjalin hubungan baik dengan pembimbing maupun dengan karyawan-karyawan dilingkungan sekitarnya.
  1. Pelaksanaan praktek kerja industi
Praktek kerja industry di SMKN 2 PANDEGLANG meliputi melaksanakan semua rangkaian kegiatan produksi, semua aspek yang dilakukan seperti orientasi, observasi, sanitasi, pembutan media, inisiasi dan membuat laporan.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anggrek
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang sering di budidayakan untuk dinikmati keindahan dan kecantikan bunganya. Semakin berkembangnya teknologi, maka semakin banyak pula jenis dan spesies anggrek yang baru sebab banyak ahli yang berusaha mempersilangkan antara anggrek satu dengan anggrek yang lainnya sehingga dihasilkan tanaman anggrek spesies jenis baru. Terdapat berbagai jenis tanaman anggrek dengan karakteristik-karakteristik keunikan yang dapat memikat indera penglihatan kita. Tak heran jika banyak orang menjadi penggemar anggrek.
Pembudidayaan tanaman anggrek cukup gampang-gampang susah. Teknik pengembangbiakan anggrek menggunakan teknik kultur jaringan. Kultur jaringan adalah salah satu contoh perkembangbiakan vegetatif. Kultur jaringan merupakan salah satu teknik pemanfaatan totipotensi. Totipotensi merupakan kemampuan suatu sel pada setiap organ untuk berpotensi tumbuh dan berkembang menjadi individu baru . Kultur jaringan ialah teknik perbanyakan tanaman melalui pengisolasian sel bagian tanaman (daun, akar, batang, maupun mata tunas) untuk ditumbuhkan disuatu media buatan  yang telah diberi nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam suatu tempat (botol) tertutup yang tembus cahaya.  Jadi, prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Kultur jaringan pada anggrek biasanya dengan mengambil bagian daun atau akar anggrek, yang kemudian di tanam pada botol tertutup yang berisi media tanam berupa agar yang telah diberi berbagai nitrisi hormon pertumbuhan dan perkembangan.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah Pembuatan media, Inisiasi (pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan), Sterilisasi, Multiplikasi (kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media), Pengakaran, dan kemudian mengeluarkan calon tanaman dari tempat sterilisasi tersebut.  Pengeluaran ini harus dilakukan dengan hati-hati dan harus segera di tempatkan ditempat yang aman sebab individu baru ini (bibit) masih sangat rentan terhadap hama dan penyakit tanaman. Setelah dirasa bibit baru telah mampu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, maka bibit tersebut sudah dapat dipindahkan ke tempat luar atau bersinggungan langsung dengan udara luar.
2.2 Keanekaragaman Anggerek

Para ahli biologi telah memperhatikan beberapa hal yang dapat membedakan anggrek dari tanaman lain. Anggrek adalah tanaman monokotil, atau tumbuhan berbiji tunggal, yang evolusinya (yaitu perkembangan secara alamiah) sangat maju. Ia memiliki cara-cara yang khusus (spesialisasi) yang sangat mengagumkan, dalam bidang polinasi (penyerbukkan), cara memperoleh dan menyimpan air, asosiasi atau kerjasama dengan jamur-jamur tertentu untuk keperluan nutrisi (gizi makanan), dan pula untuk penunasan biji (seed germination).
GYNOSTEMIUM
            Diketahui bahwa bunga anggrek mempunyai gynostemium, sebagai perpaduan antara alat kelamin jantannya ( stamen atau benangsari ) dan alat kelamin betinanya ( pistil atau ovary, atau putik dan bakal buahnya ). Inilah perbedaan besar antara bunga anggrek dan bunga lain-lainnya. Bunga anggrek mempunyai 3 stamen dan 3 pistil. Demikian pula dengan bunga bakung. Namun pada bunga bakung, tiga stamen dan tiga pistilnya tumbuh terpisah. Sedangkan pada bunga anggrek, 3 stamen dan 3 pistilnya tumbuh menjadi satu dan berfungsi membentuk alat kelamin yang disebut tugu bunga ( dalam bahasa asing : column atau gynostemium ), yang terletak pada satu sisi dari bunga anggrek.
Pada anggrek kasut ( Cyprepedium, Paphiopedilum, Selenipedium ), hanya 2 dari 3 stamennya subur, dan menghasilkan pollen ( serbuk sari ) yang merupakan suatu gumpalan yang lengket. Stamennya yang steril ( tidak subur ) disebut staminode, dan terletak di puncak tugu bunga anggrek itu. Kebanyakan dari anggrek-anggrek lainnya bahkan hanya mempunyai satu stamen yang subur, dan pollennya berkumpul menjadi gumpalan yang disebut massulae atau jika gumpalan itu lebih kohesif ( lengket menjadi satu ), disebut pollinium. Jamaknya pollinium adalah pollinia. Di dalam satu pollinium terdapat ribuan, bahkan ratusan ribu benih ( pollen grains ). Dan tergantung dari spesiesnya, terdapat dua, empat, enam, atau delapan pollinia dalam satu bunga. Para pakar anggrek membuat penggolongan marga anggrek dengan menghitung jumlah pollinia yang terdapat dalam satu bunga.
OVARIUM
Ovarium atau bakal buah pada bunga anggrek, letaknya dibawah mahkota atau perianth. Oleh karena itu, disebut letaknya "inferior" ( yang artinya lebih rendah ). Ovarium ini merupakan bagian bunga yang sangat penting, karena pada waktu masaknya, setiap buah dapat mengandung eatusan ribu, bahkan jutaan ovule ( telur ), yang akan berkembang menjadi benih atau biji buah. Setelah serbuk sari diletakkan di kepala putik bunga ( di puncak tugu bunga anggrek ), saluran serbuksari akan tumbuh lewat gynostemium ke setiap ovule, menuju ke kantong embrio, dan sel telur yang ada di dalamnya.
PEMBUAHAN
Sel sperma pertama yang mencapai telur, akan membuahinya, sehingga terbentuk embrio. Sperma yang kedua dapat bergabung dengan dua nucleus inti ( inti sel ) lain, yang terdapat di dalam kantong embrio. Pada kebanyakan tanaman berbunga, hasil fusi ini akan berkembang menjadi endosperm ( jaringan penyimpanan cadangan makanan untuk embrio ). Akan tetapi, pada anggrek, pertumbuhan endosperm berhenti sejak dini ( kadang-kadang sama sekali tidak terbentuk ), sehingga pada waktu bijinya masak, benih anggrek hanya berisi sebuah embrio dan bungkus biji, lain tidak. Jutaan benih bisa terdapat dalam satu buah anggrek yang masak. Buah anggrek ini berbentuk kapsul ( artinya kotak kecil ), akan tetapi orang telah salah menamakannya "polong".

ASSOSIASI DENGAN JAMUR
Lalu tanpa endosperm, bagaimana embrio anggrek dapat memperoleh makanan sampai ia cukup besar dan mampu membuat makanannya sendiri dengan cara photosintesis? Sebagaimana telah kami sebutkan embrio anggrek dapat berasosiasi dengan jamur tertentu, yaitu kapang akar. Tanaman anggrek yang kecil itu bisa mendapatkan zat karbohidrat dan mineral dari kapang akar ( mycorrhizal fungus ). Kerjasama antara anggrek dan jamur ini semula dikira terjadi kebetulan saja. Baru pada permulaan abad ke 20 disadari betapa pentingnya assosiasi itu, agar benih anggrek dapat bertunas dan tumbuh cukup besar untuk dapat membuat makanannya sendiri di dalam khlorofilnya. Setelah diadakan penyelidikan-penyelidikan di laboratorium, kini pengetahuan ini dapat diterapkan secara besar-besaran dalam usaha persilangan anggrek.
2.3 Keuntungan tanaman anggrek
1. Anggrek Sebagai Tanaman Hias.
2. Anggrek Sebagai Simbol dan Aroma Pengharum.
3. Anggrek Sebagai Tanaman Obat Herbal.
4. Anggrek Sebagai Bahan Makanan .









BABA III
KEGIATAN UMUM
3.1 Sejarah Singkat SMK NEGERI 2 PANDEGLANG
            SMKN 2 Pandeglang didirikan berdasarkan SK Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 107/0/1997 tanggal 16 Mei 1997 tentang Pembukaan dan Penegrian Sekolah Tahun Pelajaran 1995/1996.
SMKN 2 Pandeglang sebelumnya termasuk kedalam sekolah kejuruan kelompok pertanian dan kehutanan dengan program keahlian Budidaya Tanaman dan Teknologi Hasil Pertanian. Namun selanjutnya pada tahun 2001 dibuka program keahlian Nautika Perikanan Laut yang merupakan cikal bakal SMK Negeri 3 Pandeglang pada tahun 2002 di Caringin Labuan.
Sejalan dengan perkembangan dinamika di masyarakat, dunia usaha dan dunia industri dalam memenuhi permintaan pasar kerja, SMK Negeri 2 Pandeglang mendapat rekomendasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pandeglang tahun 2001 untuk melaksanakan Re-Enginering dan membentuk SMK kelompok teknologi dan industri dengan program keahlian Pemanfaatan Tenaga Listrik dan pada tahun 2002 membuka program keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Kemudian diteruskan membuka program keahlian Multimedia pada tahun 2005 dan Teknik Komputer dan Jaringan pada tahun 2007. Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan SMK Nomor 3425b/CS.3/Kep/KU/2007, tentang penetapan SMK Penerima Imbal Swadaya Sekolah Bertaraf Internasional, SMK Negeri 2 Pandeglang ditetapkan menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.





BAB IV
 KEGIATAN KHUSUS
Selama prakerin kami di bagi kedalam beberapa kelompok kamo di fokuskan pada perbanyakan tanaman anggrek. Secara vegetative teknik. Untuk kegiatan selama prakerin dapat di jelaskan sebagai berikut.
4.1 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah tanaman sub kultur atau kalus tanaman anggrek dendro yang diambil dari hasil eksplan tanaman anggrek yang dikulturkan.
Dalam kultur kalus anggrek ini tingkat keberhasilan yang didapat adalah 0%, Kalus yang dikulturkan tidak ada yang hidup. Kalus yang ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur.
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi yang kurang sempuna baik terhadap alat, bahan dan pelaku kultur itu sendiri. Sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam maupun disekitar kalus berkembang biak di dalam media. Sterilisasi yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat pemindahan tanam kalus dalam botol kultur berikutnya. Apabila pemindahan kalus terlalu lama, maka mikroba yang ada disekitar kemungkinan terbawa sehingga peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan.
Kalus anggrek tekontaminasi oleh jamur dan bakteri, pada kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda) muncul pada media ataupun pada bahan tanam. Sedangkan kontaminasi oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media yang merupakan kumpulan massa bakteri.
4.2    pengetahuan baru yang peroleh
Mengetahui lebih luas ilmu tentang perbanyakan tanaman anggrek dengan teknik kultur jaringan.



BAB V
KESIMPULAN
5.1.     Kesimpulan
Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa bioteknologi sangat berpengaruh dalam bidang pertanian, khususnya teknik kultur jaringan pada tanaman anggrek. Kultur jaringan merupakan teknik pembudidayaan tanaman atau teknik memperbanyak tanaman secara aseptik tanpa harus merubah atau menghilangkan sifat asli dari tanaman induknya. Namun, teknik ini membutuhkan biaya yang relatif besar untuk pengadaan laboratorium dan juga membutuhkan keahlian khusus.
Teknik kultur jaringan termasuk salah satu upaya untuk melestarikan anggrek. Dengan teknik kultur jaringan, masyarakat dapat melestarikan atau membudidayakan tanaman anggrek dengan cara cepat dan menghemat waktu untuk memperoleh jenis tanaman anggrek yang ingin dibudidayakan dalam skala yang besar atau banyak. Upaya menjaga dan melestarikan tanaman anggrek juga bisa kita lakukan dengan lebih mengenal dan memanfaatkannya dengan baik.

5.2.       Saran
Anggrek merupakan salah satu asset bangsa yang tidak ternilai harganya. Untuk itu sudah selayaknya kita menjaga dan melestarikannya. salah satu penyebab teknologi kultur jaringan menjadi sangat lambat perkembangannya adalah karena adanya persepsi bahwa diperlukan investasi yang ‘sangat mahal’ untuk membangun sebuah lab kultur jaringan, dan hanya cocok atau ‘feasible’ untuk perusahaan. Alangkah baiknya apabila kita bisa memodifikasi peralatan dan bahan yang digunakan,  sehingga sangat dimungkinkan kultur jaringan seperti ‘home industri’. Hal ini dapat dilihat pada kelompok petani ‘pengkultur biji anggrek’ di Malang yang telah sedemikian banyak.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Media Kultur Jaringan Anggrek
Astarini, Ida Ayu. 2010. Kultur Jaringan Angrek.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) Jakarta, 2007 Adaptasi Teknologi Pembibitan Anggrek Secara Kultur Jaringan.
Trenggono, Ardhanariswari Dan Ni Made Armini Wiendi. 2011.  Induksi Pembungaan Secara In Viro Pada Tanaman Anggrek Cymbidium Varietas Lovely Angel( In Vitro Flower Induction Of Orchid Cymbidium Var. Lovely Angel). Makalah Seminar Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.












No comments:

Post a Comment