BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Anggrek merupakan tanaman hias yang bernilai estetika
tinggi dan memiliki arti penting dalam perdagangan bunga. Selain karena
bunganya yang indah dengan warna yang menarik, anggrek dapat dijadikan sebagai
tanaman pot maupun tanaman bunga potong.
Tanaman anggrek merupakan salah
satu komoditas tanaman hias yang bernilai ekonomi tinggi dan sangat prospektif
dibudidayakan, sebagai sumber pendapatan (agribisnis), penyedia lapangan kerja
dan penggerak ekonomi di daerah. Pasar anggrek berkembang amat pesat. Kebutuhan
akan anggrek didominasi oleh anggrek potong yang dominan dan disukai masyarakat
adalah jenis dendrobium (34%),diikuti oleh Oncidium Golden Power (26%),
Cattleya (20%), Vanda Douglas (17%) serta anggrek lainnya (3%). (Dinas
Pertanian dan Kehutanan DKI, 2008; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
2007).
Sementara itu hanya sebagian
kecil pihak yang mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan anggrek spesies,
khususnya yang berkaitan dengan teknologi kultur jaringan. Tidak dipungkiri
bahwa metode terbaik hingga saat ini dalam pelestariaan dan perbanyakan anggrek
adalah dengan kultur jaringan, karena melalui kultur jaringan banyak hal yang
bisa dilakukan dibandingkan dengan metode konvensional (Nurwahyuni, 1996).
Banyak manfaat yang diberikan
teknik kultur jaringan dibandingkan dengan teknik konvensional. Pertama, jutaan
klon dapat dihasilkan dalam waktu setahun hanya dari sejumlah kecil material
awal. Kedua, teknik kultur jaringan menawarkan suatu alternatif bagi spesies-spesies
yang resisten terhadap sistem perbanyakan vegetatif konvensional dengan
melakukan manipulasi terhadap faktor-faktor lingkungan, termasuk penggunaan zat
pengatur tumbuh. Ketiga, kemungkinan untuk mempercepat pertukaran bahan tanaman
di tingkat internasional. Keempat, teknik kultur jaringan tidak tergantung pada
musim (Zulkarnain, 2009).
Media merupakan
faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang
digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media kultur
yang baik seharusnya menyediakan unsur hara baik makro maupun mikro, sumber
vitamin dan asam amino, sumber karbohidrat, zat pengatur tumbuh, senyawa
organik sebagai tambahan seperti air kelapa, air siwalan, ekstrak buah dan
lain-lain, bahan pemadat: agar-agar dan juga menyediakan arang aktif untuk
kasus tertentu untuk tanaman.
Air siwalan (legen) adalah air
yang diperoleh dari sadapan bunga siwalan. Nira siwalan memiliki komposisi kimia
mirip kelapa atau aren. Nira siwalan memiliki keunggulan dari air kelapa yaitu
dalam keadaan segar berasa manis, berbau khas, dan tidak berwarna. Rasa manis
dari nira terdukung oleh kandungan zat gula yaitu sakarosa, glukosa, dan
fruktosa. Nira siwalan mengandung gula dan air 85% sedangkan pada kelapa hanya mengandung
gula sebanyak antara 1,7 sampai 2,6 %. Karena kandungan gulanya
yang cukup tingga maka air siwalan baik untuk dijadikan suplemen pada media
pertumbuhan kultur jaringan anggrek. Sumber energi utama tanaman adalah
karbohidrat. Karena pentingnya peran karbohidrat untuk pertumbuhan tanaman
tersebut, maka ke dalam media kultur jaringan anggrek ditambakan pula sumber
karbohidrat sederhana, seperti sukrosa, glukosa dan fruktosa. Meskipun didalam
persenyawaan komplek organik (air kelapa, pisang, ubi kayu) yang biasa
ditambahkan ke dalam media kultur jaringan sumber energi tersebut telah
tersedia, namun karena karbohidrat tersebut telah banyak digunakan untuk proses
respirasi dan pembentuk sel-sel baru tanaman maka penambahan sumber energi
lainnya sangat diperlukan guna mencukupi kebutuhan tanaman. Disamping itu air
siwalan mudah diperoleh dan murah karena masih belum banyak yang
memanfaatkannya. Dan dalam teknik kultur jaringan anggrek belum banyak yang
memanfaatkan air siwalan sebagai bahan organiknya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka permasalahan yang terkait pada penelitian ini adalah:
1. Apakah air siwalan dapat dijadikan
suplemen tambahan pada media tumbuh kultur jaringan anggrek bulan?
2.
Bagaimana
keefektifan air siwalan sebagai suplemen tambahan pada media tumbuh kultur
jaringan anggrek bulan?
1.3
Tujuan khusus praktek indutri
Tujuan praktek industry ini adalah :
- Siswa
dapat memperoleh wawasan dalam bidang pertanian khususnya pembibitan anggrek
dengan cara kultur jaringan tanaman.
- Mempersiapkan
siswa-siswi menjadi tenaga kerja yang kompeten.
1.4 Manfaat praktek kerja industri
Manfaat praktek kerja industry ini adalah :
* Memperoleh wawasan dan motivasi baru.
* Terciptanya sumber daya manusia yang berani
menghadapi dunia kerja industry dan memiliki mental tangguh.
* Menghasilkan tenaga kerja yang kopenten.
1.5
Tempat dan Waktu praktek kerja industry
Praktek
kerja industry ini bertempat di SMK Negeri 2 Pandeglang, Jl. Kadubanen
pandeglang-banten. Dimulai pada tanggal 05 Maret – 05 April 2014.
1.6
Alat dan Bahan yang digunakan
1.
Galon
2.
Autoclave
3.
Alkohol
4.
Botol
5.
Botol Semprot
6.
Karet Plastik
7.
Corong
8.
Air
9.
Penjepit Botol
10.
Kamera
1.7
Metode
- Orientasi
Pertama kali datang ke SMKN 2 PANDEGLANG kami
disambut oleh waka hubimas SMKN 2 pandeglang dan bertemu langsung dengan
pembimbing industry setelah itu kami berkumpul diruang metting dengan
pembimbing sekolah dan pembimbing industry, sekaligus pembimbing sekolah maupun
pembimbing industry membuat pernyataan atas prakerin yang akan kami laksanakan
selama 1 bulan di SMKN 2 pandeglang.
- Observasi
Minggu pertama dilakukan observasi yaitu suatu
pengenalan yang lebih mendalam terhadap lokasi tempat praktek kerja industry,
observasi ini dimaksud untuk memberi pemahaman terhadap kerja.
- Adaptasi
Adaptasi merupakan masa penyesuian diri dengan
situasi dan kondisi tempat PKL serta senantiasa menjalin hubungan baik dengan
pembimbing maupun dengan karyawan-karyawan dilingkungan sekitarnya.
- Pelaksanaan
praktek kerja industi
Praktek kerja industry di SMKN 2 PANDEGLANG meliputi
melaksanakan semua rangkaian kegiatan produksi, semua aspek yang dilakukan
seperti orientasi, observasi, sanitasi, pembutan media, inisiasi dan membuat
laporan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Anggrek
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang
sering di budidayakan untuk dinikmati keindahan dan kecantikan bunganya.
Semakin berkembangnya teknologi, maka semakin banyak pula jenis dan spesies
anggrek yang baru sebab banyak ahli yang berusaha mempersilangkan antara
anggrek satu dengan anggrek yang lainnya sehingga dihasilkan tanaman anggrek
spesies jenis baru. Terdapat berbagai jenis tanaman anggrek dengan
karakteristik-karakteristik keunikan yang dapat memikat indera penglihatan
kita. Tak heran jika banyak orang menjadi penggemar anggrek.
Pembudidayaan tanaman anggrek cukup gampang-gampang
susah. Teknik pengembangbiakan anggrek menggunakan teknik kultur jaringan.
Kultur jaringan adalah salah satu contoh perkembangbiakan vegetatif. Kultur
jaringan merupakan salah satu teknik pemanfaatan totipotensi. Totipotensi
merupakan kemampuan suatu sel pada setiap organ untuk berpotensi tumbuh dan
berkembang menjadi individu baru . Kultur jaringan ialah teknik perbanyakan
tanaman melalui pengisolasian sel bagian tanaman (daun, akar, batang, maupun
mata tunas) untuk ditumbuhkan disuatu media buatan yang telah diberi
nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam suatu tempat (botol) tertutup yang tembus
cahaya. Jadi, prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan
tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan
yang dilakukan di tempat steril.
Kultur jaringan pada anggrek biasanya dengan mengambil bagian daun
atau akar anggrek, yang kemudian di tanam pada botol tertutup yang berisi media
tanam berupa agar yang telah diberi berbagai nitrisi hormon pertumbuhan dan
perkembangan.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik
kultur jaringan adalah Pembuatan media, Inisiasi (pengambilan eksplan dari
bagian tanaman yang akan dikulturkan), Sterilisasi, Multiplikasi (kegiatan
memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media), Pengakaran, dan
kemudian mengeluarkan calon tanaman dari tempat sterilisasi tersebut.
Pengeluaran ini harus dilakukan dengan hati-hati dan harus segera di tempatkan
ditempat yang aman sebab individu baru ini (bibit) masih sangat rentan terhadap
hama dan penyakit tanaman. Setelah dirasa bibit baru telah mampu untuk
beradaptasi dengan lingkungannya, maka bibit tersebut sudah dapat dipindahkan
ke tempat luar atau bersinggungan langsung dengan udara luar.
2.2
Keanekaragaman Anggerek
Para ahli biologi telah memperhatikan beberapa hal
yang dapat membedakan anggrek dari tanaman lain. Anggrek adalah tanaman
monokotil, atau tumbuhan berbiji tunggal, yang evolusinya (yaitu perkembangan
secara alamiah) sangat maju. Ia memiliki cara-cara yang khusus (spesialisasi)
yang sangat mengagumkan, dalam bidang polinasi (penyerbukkan), cara memperoleh
dan menyimpan air, asosiasi atau kerjasama dengan jamur-jamur tertentu untuk
keperluan nutrisi (gizi makanan), dan pula untuk penunasan biji (seed
germination).
GYNOSTEMIUM
Diketahui bahwa bunga anggrek mempunyai gynostemium, sebagai perpaduan antara alat kelamin jantannya ( stamen atau benangsari ) dan alat kelamin betinanya ( pistil atau ovary, atau putik dan bakal buahnya ). Inilah perbedaan besar antara bunga anggrek dan bunga lain-lainnya. Bunga anggrek mempunyai 3 stamen dan 3 pistil. Demikian pula dengan bunga bakung. Namun pada bunga bakung, tiga stamen dan tiga pistilnya tumbuh terpisah. Sedangkan pada bunga anggrek, 3 stamen dan 3 pistilnya tumbuh menjadi satu dan berfungsi membentuk alat kelamin yang disebut tugu bunga ( dalam bahasa asing : column atau gynostemium ), yang terletak pada satu sisi dari bunga anggrek.
Pada anggrek kasut ( Cyprepedium, Paphiopedilum, Selenipedium ), hanya 2 dari 3 stamennya subur, dan menghasilkan pollen ( serbuk sari ) yang merupakan suatu gumpalan yang lengket. Stamennya yang steril ( tidak subur ) disebut staminode, dan terletak di puncak tugu bunga anggrek itu. Kebanyakan dari anggrek-anggrek lainnya bahkan hanya mempunyai satu stamen yang subur, dan pollennya berkumpul menjadi gumpalan yang disebut massulae atau jika gumpalan itu lebih kohesif ( lengket menjadi satu ), disebut pollinium. Jamaknya pollinium adalah pollinia. Di dalam satu pollinium terdapat ribuan, bahkan ratusan ribu benih ( pollen grains ). Dan tergantung dari spesiesnya, terdapat dua, empat, enam, atau delapan pollinia dalam satu bunga. Para pakar anggrek membuat penggolongan marga anggrek dengan menghitung jumlah pollinia yang terdapat dalam satu bunga.
OVARIUM
Ovarium atau bakal buah pada bunga anggrek, letaknya dibawah mahkota atau perianth. Oleh karena itu, disebut letaknya "inferior" ( yang artinya lebih rendah ). Ovarium ini merupakan bagian bunga yang sangat penting, karena pada waktu masaknya, setiap buah dapat mengandung eatusan ribu, bahkan jutaan ovule ( telur ), yang akan berkembang menjadi benih atau biji buah. Setelah serbuk sari diletakkan di kepala putik bunga ( di puncak tugu bunga anggrek ), saluran serbuksari akan tumbuh lewat gynostemium ke setiap ovule, menuju ke kantong embrio, dan sel telur yang ada di dalamnya.
PEMBUAHAN
Sel sperma pertama yang mencapai telur, akan membuahinya, sehingga terbentuk embrio. Sperma yang kedua dapat bergabung dengan dua nucleus inti ( inti sel ) lain, yang terdapat di dalam kantong embrio. Pada kebanyakan tanaman berbunga, hasil fusi ini akan berkembang menjadi endosperm ( jaringan penyimpanan cadangan makanan untuk embrio ). Akan tetapi, pada anggrek, pertumbuhan endosperm berhenti sejak dini ( kadang-kadang sama sekali tidak terbentuk ), sehingga pada waktu bijinya masak, benih anggrek hanya berisi sebuah embrio dan bungkus biji, lain tidak. Jutaan benih bisa terdapat dalam satu buah anggrek yang masak. Buah anggrek ini berbentuk kapsul ( artinya kotak kecil ), akan tetapi orang telah salah menamakannya "polong".
Diketahui bahwa bunga anggrek mempunyai gynostemium, sebagai perpaduan antara alat kelamin jantannya ( stamen atau benangsari ) dan alat kelamin betinanya ( pistil atau ovary, atau putik dan bakal buahnya ). Inilah perbedaan besar antara bunga anggrek dan bunga lain-lainnya. Bunga anggrek mempunyai 3 stamen dan 3 pistil. Demikian pula dengan bunga bakung. Namun pada bunga bakung, tiga stamen dan tiga pistilnya tumbuh terpisah. Sedangkan pada bunga anggrek, 3 stamen dan 3 pistilnya tumbuh menjadi satu dan berfungsi membentuk alat kelamin yang disebut tugu bunga ( dalam bahasa asing : column atau gynostemium ), yang terletak pada satu sisi dari bunga anggrek.
Pada anggrek kasut ( Cyprepedium, Paphiopedilum, Selenipedium ), hanya 2 dari 3 stamennya subur, dan menghasilkan pollen ( serbuk sari ) yang merupakan suatu gumpalan yang lengket. Stamennya yang steril ( tidak subur ) disebut staminode, dan terletak di puncak tugu bunga anggrek itu. Kebanyakan dari anggrek-anggrek lainnya bahkan hanya mempunyai satu stamen yang subur, dan pollennya berkumpul menjadi gumpalan yang disebut massulae atau jika gumpalan itu lebih kohesif ( lengket menjadi satu ), disebut pollinium. Jamaknya pollinium adalah pollinia. Di dalam satu pollinium terdapat ribuan, bahkan ratusan ribu benih ( pollen grains ). Dan tergantung dari spesiesnya, terdapat dua, empat, enam, atau delapan pollinia dalam satu bunga. Para pakar anggrek membuat penggolongan marga anggrek dengan menghitung jumlah pollinia yang terdapat dalam satu bunga.
OVARIUM
Ovarium atau bakal buah pada bunga anggrek, letaknya dibawah mahkota atau perianth. Oleh karena itu, disebut letaknya "inferior" ( yang artinya lebih rendah ). Ovarium ini merupakan bagian bunga yang sangat penting, karena pada waktu masaknya, setiap buah dapat mengandung eatusan ribu, bahkan jutaan ovule ( telur ), yang akan berkembang menjadi benih atau biji buah. Setelah serbuk sari diletakkan di kepala putik bunga ( di puncak tugu bunga anggrek ), saluran serbuksari akan tumbuh lewat gynostemium ke setiap ovule, menuju ke kantong embrio, dan sel telur yang ada di dalamnya.
PEMBUAHAN
Sel sperma pertama yang mencapai telur, akan membuahinya, sehingga terbentuk embrio. Sperma yang kedua dapat bergabung dengan dua nucleus inti ( inti sel ) lain, yang terdapat di dalam kantong embrio. Pada kebanyakan tanaman berbunga, hasil fusi ini akan berkembang menjadi endosperm ( jaringan penyimpanan cadangan makanan untuk embrio ). Akan tetapi, pada anggrek, pertumbuhan endosperm berhenti sejak dini ( kadang-kadang sama sekali tidak terbentuk ), sehingga pada waktu bijinya masak, benih anggrek hanya berisi sebuah embrio dan bungkus biji, lain tidak. Jutaan benih bisa terdapat dalam satu buah anggrek yang masak. Buah anggrek ini berbentuk kapsul ( artinya kotak kecil ), akan tetapi orang telah salah menamakannya "polong".
ASSOSIASI
DENGAN JAMUR
Lalu tanpa endosperm, bagaimana embrio anggrek dapat memperoleh makanan sampai ia cukup besar dan mampu membuat makanannya sendiri dengan cara photosintesis? Sebagaimana telah kami sebutkan embrio anggrek dapat berasosiasi dengan jamur tertentu, yaitu kapang akar. Tanaman anggrek yang kecil itu bisa mendapatkan zat karbohidrat dan mineral dari kapang akar ( mycorrhizal fungus ). Kerjasama antara anggrek dan jamur ini semula dikira terjadi kebetulan saja. Baru pada permulaan abad ke 20 disadari betapa pentingnya assosiasi itu, agar benih anggrek dapat bertunas dan tumbuh cukup besar untuk dapat membuat makanannya sendiri di dalam khlorofilnya. Setelah diadakan penyelidikan-penyelidikan di laboratorium, kini pengetahuan ini dapat diterapkan secara besar-besaran dalam usaha persilangan anggrek.
Lalu tanpa endosperm, bagaimana embrio anggrek dapat memperoleh makanan sampai ia cukup besar dan mampu membuat makanannya sendiri dengan cara photosintesis? Sebagaimana telah kami sebutkan embrio anggrek dapat berasosiasi dengan jamur tertentu, yaitu kapang akar. Tanaman anggrek yang kecil itu bisa mendapatkan zat karbohidrat dan mineral dari kapang akar ( mycorrhizal fungus ). Kerjasama antara anggrek dan jamur ini semula dikira terjadi kebetulan saja. Baru pada permulaan abad ke 20 disadari betapa pentingnya assosiasi itu, agar benih anggrek dapat bertunas dan tumbuh cukup besar untuk dapat membuat makanannya sendiri di dalam khlorofilnya. Setelah diadakan penyelidikan-penyelidikan di laboratorium, kini pengetahuan ini dapat diterapkan secara besar-besaran dalam usaha persilangan anggrek.
2.3 Keuntungan
tanaman anggrek
1. Anggrek Sebagai
Tanaman Hias.
2. Anggrek Sebagai
Simbol dan Aroma Pengharum.
3. Anggrek Sebagai
Tanaman Obat Herbal.
4. Anggrek Sebagai
Bahan Makanan .
BABA
III
KEGIATAN
UMUM
3.1 Sejarah
Singkat SMK NEGERI 2 PANDEGLANG
SMKN
2 Pandeglang didirikan berdasarkan SK Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 107/0/1997 tanggal 16 Mei 1997 tentang Pembukaan dan
Penegrian Sekolah Tahun Pelajaran 1995/1996.
SMKN 2 Pandeglang sebelumnya termasuk kedalam sekolah kejuruan
kelompok pertanian dan kehutanan dengan program keahlian Budidaya Tanaman dan
Teknologi Hasil Pertanian. Namun selanjutnya pada tahun 2001 dibuka program
keahlian Nautika Perikanan Laut yang merupakan cikal bakal SMK Negeri 3
Pandeglang pada tahun 2002 di Caringin Labuan.
Sejalan dengan perkembangan dinamika di masyarakat, dunia usaha dan
dunia industri dalam memenuhi permintaan pasar kerja, SMK Negeri 2 Pandeglang
mendapat rekomendasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pandeglang
tahun 2001 untuk melaksanakan Re-Enginering dan membentuk SMK kelompok
teknologi dan industri dengan program keahlian Pemanfaatan Tenaga Listrik dan
pada tahun 2002 membuka program keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Kemudian
diteruskan membuka program keahlian Multimedia pada tahun 2005 dan Teknik
Komputer dan Jaringan pada tahun 2007. Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat
Jenderal Pembinaan SMK Nomor 3425b/CS.3/Kep/KU/2007, tentang penetapan SMK
Penerima Imbal Swadaya Sekolah Bertaraf Internasional, SMK Negeri 2 Pandeglang
ditetapkan menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
BAB
IV
KEGIATAN KHUSUS
Selama
prakerin kami di bagi kedalam beberapa kelompok kamo di fokuskan pada
perbanyakan tanaman anggrek. Secara vegetative teknik. Untuk kegiatan selama
prakerin dapat di jelaskan sebagai berikut.
4.1
Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah
tanaman sub kultur atau kalus tanaman anggrek dendro yang diambil dari hasil
eksplan tanaman anggrek yang dikulturkan.
Dalam kultur kalus anggrek ini tingkat keberhasilan
yang didapat adalah 0%, Kalus yang dikulturkan tidak ada yang hidup. Kalus yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi mengalami
kontaminasi oleh berbagai macam jamur.
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan
oleh sterilisasi yang kurang sempuna baik terhadap alat, bahan dan pelaku
kultur itu sendiri. Sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam maupun disekitar
kalus berkembang biak di dalam media. Sterilisasi yang kurang sempurna
kemungkinan besar terjadi pada saat pemindahan tanam kalus dalam botol kultur
berikutnya. Apabila pemindahan kalus terlalu lama, maka mikroba yang ada
disekitar kemungkinan terbawa sehingga peristiwa kontaminasi tidak dapat
dihindarkan.
Kalus anggrek tekontaminasi oleh jamur dan bakteri,
pada kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam. Sedangkan kontaminasi oleh bakteri
terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media yang merupakan
kumpulan massa bakteri.
4.2 pengetahuan
baru yang peroleh
Mengetahui lebih luas
ilmu tentang perbanyakan tanaman anggrek dengan teknik kultur jaringan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa
bioteknologi sangat berpengaruh dalam bidang pertanian, khususnya teknik kultur
jaringan pada tanaman anggrek. Kultur jaringan merupakan teknik pembudidayaan
tanaman atau teknik memperbanyak tanaman secara aseptik tanpa harus merubah
atau menghilangkan sifat asli dari tanaman induknya. Namun, teknik ini
membutuhkan biaya yang relatif besar untuk pengadaan laboratorium dan juga
membutuhkan keahlian khusus.
Teknik kultur jaringan termasuk salah satu upaya
untuk melestarikan anggrek. Dengan teknik kultur jaringan, masyarakat dapat
melestarikan atau membudidayakan tanaman anggrek dengan cara cepat dan
menghemat waktu untuk memperoleh jenis tanaman anggrek yang ingin dibudidayakan
dalam skala yang besar atau banyak. Upaya menjaga dan melestarikan tanaman
anggrek juga bisa kita lakukan dengan lebih mengenal dan memanfaatkannya dengan
baik.
5.2.
Saran
Anggrek
merupakan salah satu asset bangsa yang tidak ternilai harganya. Untuk itu sudah
selayaknya kita menjaga dan melestarikannya. salah satu penyebab teknologi
kultur jaringan menjadi sangat lambat perkembangannya adalah karena adanya
persepsi bahwa diperlukan investasi yang ‘sangat mahal’ untuk membangun sebuah
lab kultur jaringan, dan hanya cocok atau ‘feasible’ untuk perusahaan. Alangkah
baiknya apabila kita bisa memodifikasi peralatan dan bahan yang digunakan,
sehingga sangat dimungkinkan kultur jaringan seperti ‘home industri’. Hal
ini dapat dilihat pada kelompok petani ‘pengkultur biji anggrek’ di Malang yang
telah sedemikian banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012. Media Kultur Jaringan Anggrek
Astarini,
Ida Ayu. 2010. Kultur Jaringan Angrek.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) Jakarta,
2007 Adaptasi
Teknologi Pembibitan Anggrek Secara
Kultur Jaringan.
Trenggono,
Ardhanariswari Dan Ni Made Armini Wiendi. 2011.
Induksi Pembungaan Secara In
Viro Pada Tanaman Anggrek Cymbidium Varietas Lovely Angel( In
Vitro Flower Induction Of Orchid Cymbidium Var. Lovely Angel). Makalah
Seminar Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
No comments:
Post a Comment