Laman

MENGHADIRKAN MALAIKAT DALAM KEHIDUPAN

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Dewasa ini pengetahuan tentang agama sedikit banyak mulai luntur dari kalangan umat islam sendiri, khususnya kaum muda. Mereka yang mengaku islam, justru kebanyakan tidak tahu mengenai ajaran (syariat) islam, pedoman islam, asas-asas agama islam, dan lain-lain yang berkaitan dengan islam. Hal semacam ini tentu membuat hati semakin miris. Apalagi kita yang notabene sebagai muslim yang sepatutnya mengenal agama lebih dalam sebagai pedoman hidup, malah tidak mengerti bahkan tidak perduli sama sekali terhadapnya. Banyak sekali sebenarnya persoalan dalam islam yang memang seharusnya patut untuk kita ketahui sebagai umat islam.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang menghadirkan malaikat dalam kehidupanku. Malaikat adalah utusan-utusan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui. Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman.
Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya. Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul.



B.     Rumusan masalah
1.          Bagaimana pengertian malaikat dan tugas-tugasnya?
2.          Bagaimana cara menghadirkan malaikat dalam kehidupan?
3.          Bagaiamana hikmah beriman kepada malaikat?

C.    Tujuan
1.          Untuk menjelaskan tentang pengertian malaikat dan tugas-tugasnya.
2.          Untuk mengetahui cara menghadirkan malaikat dalam kehidupan.
3.          Untuk menjelaskan hikmah beriman kepada malaikat.

D.    Manfaat
1.          Dapat menjelaskan tentang pengertian malaikat dan tugas-tugasnya.
2.          Dapat mengetahui cara menghadirkan malaikat dalam kehidupan.
3.          Dapat menjelaskan hikmah beriman kepada malaikat.

















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Siapakah Malaikat itu?
1.      Pengertian Malaikat
Dalam QS. Al-Baqarah (2) :285 dan QS. An-Nisa’ (4) :136 Allah menyebutkan tentang malaikat sebagaimana berikut :
Artinya : “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al- Quran) dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS. Al-Baqarah (2):285)
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-Quran) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh” (QS. 4:136)

Merujuk kepada pendapat M. Quraish Shihab, dalam bahasa Arab kata malā’ikah ( مَلَئِكَة ) adalah bentuk jamak dari kata malak ( مَلَكَُ ). Ada yang berpendapat bahwa kata malak, terambil dari kata alaka ( أَلَكَُ ) atau ma’lakah ( مَلَكَة ) berarti yang “mengutus” atau “perutusan/risalah”. Malaikat adalah “utusan-utusan Tuhan untuk berbagai tugas”. Ada juga yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata la’aka ( لَََكَُ ) yang berarti “menyampaikan sesuatu”. Sehingga malak/malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari Allah SWT. Dalam surah Al-Fathir {35}:1 disebutkan bahwa malak atau malaikat mempunyai sayap.

Artinya : “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. 35:1)
Dalam ayat di atas, kata ajnihah adalah bentuk jamak dari janah yakni sayap. Misalnya burung, sayap bagi burung memiliki fungsi bagaikan tangan bagi menusia. Kata ini dapat dipahami dalam arti hakikat, yaitu memang makhluk yang memiliki sayap, walau bentuknya tidak tahu seperti apa. Bisa juga ia dipahami sebagai suatu potensi yang menjadikan ia mampu berpindah dengan sangat mudah dari satu tempat ke tempat lainnya. Ulama Thabhathaba’i menegaskan bahwa inilah yang dimaksud dengan kata “sayap” oleh ayat diatas.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya yang senantiasa taat mematuhi perintah Allah dan sedikit pun tidak pernah membangkang. Informasi tentang asal kejadian malaikat ditemukan dalam hadist Nabi antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah melalui isteri Nabi Aisyah r.a. yang menyatakan bahwa Rasul SAW bersabda:
Artinya : “Dari Aisyah berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian." (HR. Muslim)

2.      Tugas Malaikat
Para malaikat memiliki tugas. Masing-masing dari mereka memiliki sebuah tugas yang dipercayakan kepadanya, dan dia tidak menunda dalam mengerjakannya. Bahkan dia melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah Allah dan dia tidak durhaka kepada Allah:

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS At-Tahrim {66}: 6)
Diantara tugas-tugas malaikat itu antara lain:
  1. Beribadah kepada Allah dengan bertasbih kepada-Nya siang dan malam tanpa rasa bosan atau terpaksa. (QS. 7:206, QS. 21:19-20, QS. 39:75)
  2. Membawa wahyu kepada para Nabi dan para Rasul. (QS. 2:97, QS. 26:192-195, QS. 53:3-10)
  3. Memohon ampunan bagi orang-orang beriman. (QS. 40:7-9)
  4. Meniup sangkakala. (QS. 39: 68-70)
  5. Mencatat amal perbuatan. (QS. 43:70-80, QS. 50:16-18, QS. 82:10-12)
  6. Mencabut nyawa. (QS. 6:61, QS. 16:32, QS. 32:11)
  7. Memberi salam kepada ahli surga. (QS. 13:23-24, QS. 39:73)
  8. Menyiksa ahli neraka. (QS. 40:49-50, QS. 66:6, QS. 73:30-31)
  9. Memikul ‘arsy. (QS. 40:7, QS. 69:17)
  10. Memberi kabar gembira dan memperkokoh kedudukan kaum mukminin (QS. 8:12, QS. 41:30-32)
  11. Mengerjakan pekerjaan selain yang telah disebutkan di atas. (QS. 37:1-3, QS. 51:1-4, QS. 77:1-6)
3.      Nama-Nama Malaikat
Jumlah keseluruhan malaikat Allah sangat banyak, tidak terhitung jumlahnya, kecuali oleh Allah sendiri. Anda boleh membayangkan betapa banyaknya jumlah mereka setelah membaca hadits-hadits di bawah ini.

Artinya : “Dari Abdullah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Pada hari itu neraka jahannam didatangkan, ia mempunyai tujuh puluh ribu tali kekang, setiap tali kekang terdapat tujuh puluh ribu malaikat yang akan menyeretnya." (HR. Muslim)

Artinya : Dari Ali ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga pagi hari.”. (HR. Ibnu Majah)

Hanya sepuluh malaikat yang wajib kita ketahui nama-nama dan tugas-tugasnya sebagaimana berikut:

a.       Malaikat Jibril
Jibril adalah malaikat yang muncul dalam ajaran agama samawi. Dalam ajaran agama samawi, Jibril dianggap sebagai Pemimpin Malaikat dan bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para Nabi dan Rasul. Malaikat Jibril adalah satu dari tiga malaikat yang namanya disebut dalam Al-Qur’an. Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam Al-Qur’an yaitu pada QS. Baqarah:97-98 dan At-Tahrim:4. Di dalam Al-Qur’an, Jibril memiliki beberapa julukan, seperti Ruh Al-Amin dan Ruh Al-Qudus (Roh Kudus), Ar-Ruh Al-Amin, dan lainnya.
Malaikat Jibril adalah malaikat yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa kepada ibunya Maryam dan juga malaikat yang menyampaikan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT; beliau berkata : “Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh”. Maha Suci


b.      Malaikat Mikail
Malaikat Mikail as adalah termasuk salah satu diantara 4 Malaikat yang menjadi pembesar seluruh Malaikat. Mikail adalah malaikat yang mengatur air, menurunkan hujan/petir, membagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lain-lain di muka bumi ini.
Disamping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering mendampingi Malaikat Jibril dalam menjalankan tugas-tugasnya. Diantara tugas yang pernah dilakukan bersama Malaikat Jibril adalah :
·        Ketika Malaikat jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi Muhammad SAW. Untuk dicuci hatinya karena akan diisi dengan iman, islam, yakin, dan sifat hilim. Ketika itu peran Malaikat Mikail tidak kalah penting. beliaulah yang mengambil air Al- Kautsar (air zam-zam) untuk dijadikan sebagai pencuci hati Nabi Muhammad SAW.
·        Saat Nabi Muhammad SAW mendapat untuk melakukan Isra’ dan Mi’raj, Malaikat Mikail bersama Jibril ikut mendampingi beliau selama perjalanan.
·        Malaikat Mikail juga bertugas untuk menyampaikan lembaran kepada Malaikat Maut. Dalam lembaran itu tertulis sangat detail nama, tempat, dan sebab- sebab pencabutan nyawa bagi orang yang dimaksud.

c.       Malaikat Izrail
Izrail adalah Malaikat pencabut nyawa dan salah satu dari empat malaikat utama selain Jibril, Mikail, dan Israfil dalam ajaran Islam. Nama Izrail tidak pernah disebut dalam Al-Qur’an. Walau begitu ia selalu disebut dengan Malak al Mawt atau Malaikat Maut yang oleh sebagian kalangan diidentikkan sebagai Izrail.
Malaikat izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah SWT hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan berbagai makanan yang siap untuk dimakan. ia juga sanggup membolak-balik dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikan uang. Sewaktu Malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama- sama dengan dua kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat ‘Azab. Sedangkan untuk mengetahui dimana seseorang akan menemui ajalnya adalah tugas dari Malaikat Arham.

d.      Malaikat Israfil
Malaikat Israfil adalah malaikat yang bertugas meniup sangkakala, salah satu diantara empat malaikat yang paling mulia di sisi Allah SWT. Ia ditugaskan untuk meniup sebanyak tiga kali tiupan sangkakala pada hari Kiamat. Nama israfil tidak pernah muncul dalam Al-Qur’an, sebutan/julukan dibuat untuk malaikat yang membawa terompet suci ini, untuk mengidentifikasi sosok ini : “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). [QS. Az-Zumar (39): 68]”
Mungkin anda sering bertanya-tanya sebelum kiamat datang, apa yang sekarang dilakukan Malaikat Israfil? Mungkin yang ada dibenak kita Malaikat Israfil itu seperti sesosok seniman yang asyik mengelap terompet kecilnya sebelum tampil diatas panggung. Sebenarnya seperti apa sih terompet atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala Malaikat Israfil itu?
Beberapa tahun yang lalu, sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof.Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja. Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan, karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet. Dimana pada bagian ujung belakang terompet (baca : alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana muka bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable).
Malaikat Israfil selalu memegang terompet suci yang terletak di bibirnya selama berabad-abad, menunggu perintah Allah SWT untuk meniupnya pada hari kiamat. Pada hari itu ia akan turun ke bumi dan berdiri di batu/bukit suci di Jerusalem. Tiupan pertama akan menghancurkan bumi beserta isinya, tiupan kedua akan mematikan para malaikat dan pada tiupan ketiga akan membangkitkan orang-orang yang telah mati dan mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar.
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal.60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati :
Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Ketika Alah telah selesai menjadikan langit dan bumu, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahan kepada Malaikat Israfil, Kemudian ia letakkan di mulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah “. Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu ?” Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatul sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadits diatas, disebutkan bahwa sangkakala atau terompet Malaikat Israfil  itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang-orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.
Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghaib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet Malaikat Israfil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghaib.
Jika keshahihan hadits diatas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan, maka bisa dipastikan bahwa kita ini seperti rama-rama yang hidup di tengah-tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.

e.       Malaikat Munkar
Munkar adalah malaikat yang menguji iman (bertugas bertanya kepada) orang mati di (alam kubur) kuburan mereka bersama malaikat Nakir.

f.        Malaikat Nakir
Malaikat Munkar dan Nakir dalam Islam adalah dua malaikat yang bertugas bertanya dan menguji iman orang mati di (alam kubur) kuburan mereka. Banyak muslim percaya bahwa, setelah kematian, jiwa seseorang melewati alam bernama Barzakh (alam kubur), dimana ia ada di kuburan (bahkan jika tubuh orang tersebut dihancurkan, jiwa masih akan beristirahat di bumi dekat kematian mereka).
Pemeriksaan akan dimulai ketika pemakaman selesai dan orang terakhir dari jamaah pemakaman telah melangkah 40 langkah dari kuburan. Nakir dan Munkar menopang jiwa almarhum tegak di kubur dan menanyakan tiga pertanyaan: “Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu? Dan Apa agamamu? (Apa kitabmu? Apa Kiblatmu? Siapa saudaramu?)”. seorang mukmin yang saleh akan merespon dengan benar, mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah Allah, bahwa Muhammad adalah nabi mereka, bahwa agama mereka adalah Islam, Al-Quran kitab mereka, Ka’bah kiblat mereka dan muslimin dan muslimat saudara mereka. Jika jawaban mereka almarhum, waktu yang dihabiskan menunggu kebangkitan yang menyenangkan. Mereka yang tidak menjawab seperti yang dijelaskan di atas dihukum sampai hari penghakiman.


g.       Malaikat Raqib
Raqib adalah nama malaikat yang (bertugas mencatat) segala amalan kebaikan kita. Malaikat Raqib biasanya bersama dikaitkan bersama malaikat ‘Atid. (QS. Qaaf:18). Contoh ketika kita melakukan salat, maka akan dicatat malaikat Raqib.
Dari Anas r.a., dari Nabi Muhammad s.a.w., sabdanya: “Sesungguhnya Allah telah menugaskan dua Malaikat untuk menulis segala apa yang dilakukan atau dituturkan oleh seseorang hamba-Nya (satu sebelah kanannya dan yang satu lagi di sebelah kirinya); kemudian apabila orang itu mati: “Hendaklah kamu berdua tinggal tetap di kubur hamba-Ku itu serta hendaklah kamu mengucap tasbih, tahmid dan takbir hingga ke hari qiamat dan hendaklah kamu menulis pahalanya untuk hamba-Ku itu.” (HR. Abu al-Syeikh dan Tabrani)

h.      Malaikat ‘Atid
‘Atid adalah nama malaikat yang (bertugas mencatat) segala amalan keburukan kita. Contoh ketika kita menyontek, maka akan dicatat oleh malaikat ‘Atid.
Kedua malaikat ini (Raqib dan Atid) sangat jujur dan tak pernah bermaksiat kepada Allah mencatat apa adanya, (yang baik tetap baik). Baik ya baik, yang buruk tetap buruk. Mereka tidak ditugaskan untuk mengolah, menganalisis, menyimpulkan apalagi menjatuhkan vonis. Mereka hanya menyetor data. Soal keputusannya, semata di tangam Allah SWT.

i.         Malaikat Malik
Malaikat Malik disebut dalam QS. Az-Zukhruf (43) : 77 :
Artinya : “Dan mereka berseru, “Wahai (Malaikat) Malik! Biarlah Tuhan-mu mematikan kami saja.” “Dia menjawab, “Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (QS. Az-Zukhruf (43) : 77)
Dari (ayat di atas) sini difahami, bahwa Malik adalah pemimpin malaikat yang bertugas di neraka. Kepemimpinnya difahami dalam ayat lain disebutkan adanya Sembilan belas penjaga neraka. Perhatikan QS. Mudatsir 74:30 berikut ini :
Artinya: “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)”. (QS. Mudatsir 74:30)

j.        Malikat Ridwan
Ridwan adalah malaikat penjaga surga. (Malaikat Radwan adalah malaikat yang bertugas menjaga atau mengawasi surga dan menyambut semua hamba Allah yang akan masuk surga sebagai balasab atas ketaatan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Firman Allah SWT : “dan (dihari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertaqwa”. (QS. AS-Syu’ara :90)

4.       Sifat Malaikat
Adapun sifat-sifat malaikat adalah sebagai berikut:
1.         Takwa (QS. 2:30, 7:206, 40:7, 42:5)
2.         Patuh (QS. 16:49)
3.         Mulia (QS. 21:26-27)
4.         Cerdas (QS. 53:6)
5.      Bergerak dengan kecepatan tinggi (QS. 11:69-70, 19:17, 29:31-33, 3:39-42)
6.         Tidak durhaka (QS. 66:6)

B.     Mari Menghadirkan Malakikat dalam Kehidupan Kita
Bagi seorang muslim, iman adalah bagian yang paling besar dari kesadaran keberagamaannya. Setiapa manusia, tidak bisa menjalani kehidupan dengan baik atau mencapai sesuatu yang bermabfaat bagi kemanusaan dan peradabannya, tanpa memilki keimanan. Karena, manusia yang tidak memiliki keimanan akan menjadi manusia yang sepenuhnya hanya mementingkan diri sendiri, rentan, bimbang, goyah dan tidak mengetahui tugas serta kewajibannya sebagai hamba Allah dalam kehidupan ini.
Beriman kepada malaikat bisa dibuktikan dengan cara senantiasa menghadirkan mereka dalam kehidupan kita yang dilandasi keyakinan dan pembenaran akan keberadaan mereka, dan membenarkan tugas-tugas yang mereka laksanakan di ala mini. Malaikat adalah salah satu makhluk Allah, yang Dia diciptakan untuk beribadah kepada-Nya, dan mengemban tugas-tugas yang diperitahkan-Nya. Mereka adalah makhluk ghaib. Kita tidak melihat mereka, bahkan Jin-pun tidak mampu melihat mereka, sehingga Jin juga harus beriman kepada malaikat sebagaimana keharusan manusia beriman kepada para mailaikat dengan mantap tanpa dipengaruhi keraguan. Yang demikian itu karena Allah SWT telah mengabarkan kepada kita mengenai mereka, dan demikian juga (para) Rasul-Nya telah mengabarkan kepadanya kita. Ada 2 hal pokok yang menyangkut kepercayaan kepada malaikat, yaitu:
  1. Percaya tentang wujud malaikat. Mereka adalah makhluk yang diciptakan Allah, mereka bukan maya, bukan ilusi, dan bukan pula sesuatu yang menyatu dengan manusia.
2.      Percaya bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah yang taat, yang diberi tugas-tugas tertentu oleh-Nya, seperti membagi rezeki, memikul singgasana Ilahi, mencatat amal-amal manusia, menjadi utusan Allah kepada manusia, dan lain-lain. Tetapi bagaimana cara mereka melakukan tugasnya, tidaklah termasuk dalam kewajiban mempercayainya.
1.      Beriman kepada malaikat menjadi hal yang mendasar, karena merupakan salah satu dari rukun iman yang ke-dua dari rukun iman yang enam, memperluas pandangan kita terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan menjadikan kita selalu waspada sehingga tidak terperosok ke dalam maksiat.

C.    Hikmah Beriman Kepada Malaikat
Sebagai salah satu rukun iman, keyakinan adanya malaikat memiliki hikmah, diantaranya:
1.      Mengetahui keagungan Allah SWT, kekuatan, dan kekuasaan-Nya
2.      Syukur kepada Allah SWT atas perhatian-Nya kepada manusia sehingga menugaskan malaikat untuk mencatat amal.
3.       Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling mulia dibanding makhluk lainya termasuk para malaikat, namun ibadah dan kesyukuran yang ditampilkan manusia tidak sebanding dengan ibadah dan kesyukuran yang ditunjukkan oleh para malaikat. Dengan iman kepada para malaikat dan mengenali mereka secara benar, manusia sadar akan kelemahan dan kedurhakaanya kepada Allah SWT.
4.       Menumbuhkan cinta kepada amal shaleh karena malaikat selalu siap mencatat amal manusia.
5.      Untuk menambah ketakwaan kepada Allah SWT, sebab segala perbuatan dan tindak-tanduk yang dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan Allah
Dengan senantiasa menghadirkan malaikat dalam kehidupan kita dan meneladani sifat-sifat malaikat, maka kita akan:
  1. Senantiasa bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian
  2. Memiliki kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat sekitar
  3. Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri tauladan bagi lingkungannya
  4. Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu
  5. Berusaha sekuat tenaga untuk menghindari berbagai perbuatan buruk
  6. Tidak bersikap sombong (riya’) dalam berbuat kebaikan

Hadirkanlah malaikat dalam kehidupan Anda, yakinkan pada diri bahwa semua perbuatan kita akan dicatat oleh malaikat Allah dan kelak akan mendapat balasannya. Anda pasti akan hidup bahagia di dunia dan akhirat.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas kami dapat menyimpulkan bahwa :
·         Iman kepada Malaikat itu sendiri mengandung makna bahwa kita harus percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Malaikat diciptakan dari cahaya (nur) yang diberi tugas oleh Allah dan melaksanakan tugas-tugas tersebut sebagaimana perintah-Nya. Indikator dari orang beriman adalah memiliki keyakinan yang kuat dalam hatinya bahwa di alam semesta ini terdapat Malaikat dan keyakinan tersebut diucapkan melalui lisannya. Wujud kongkrit dari iman tersebut adalah dibuktikan seorang muslim dalam perbuatan sehari-harinya.
·         Iman kepada Malaikat ini memiliki landasan (dalil) dalam pengambilan hukumnya. Di antara dalil yang menunjukkan adanya kewajiban iman kepada Malaikat antara lain :
- Q.S Al-Baqarah ayat 285
- Q.S An-Nisa’ ayat 136
- Hadits-hadits nabi
·        Malaikat bersifat abstrak dan immaterial. Jumlah malaikat tidak terbatas, tetapi yang wajib diimani berjumlah 10. Malaikat-malaikat tersebut yaitu :
a.        Malaikat Jibril tugasnya menyampaikan wahyu.
b.       Malaikat Mikail tugasnya memberi rezeki.
c.        Malaikat Israfil tugasnya meniup sangkakala menjelang kiamat.
d.       Malaikat Izrail tugasnya mencabut nyawa.
e.        Malaikat Munkar dan Nakir tugasnya bertanya tentang amal manusia di alam kubur.
f.        Malaikat Rakib tugasnya mencatat amal baik manusia.
g.       Malaikat Atid tugasnya mencatat amal buruk manusia.
h.       Malaikat Ridwan tugasnya menjaga pintu surga.
i.         Malaikat Malik tugasnya menjaga pintu neraka.
·         Adapun sifat-sifat malaikat adalah sebagai berikut:
ü  Takwa (QS. 2:30, 7:206, 40:7, 42:5)
ü  Patuh (QS. 16:49)
ü  Mulia (QS. 21:26-27)
ü  Cerdas (QS. 53:6)
ü  Bergerak dengan kecepatan tinggi (QS. 11:69-70, 19:17, 29:31-33, 3:39-42)
ü  Tidak durhaka (QS. 66:6)
·         Iman kepada malaikat memiliki hikmah diantaranya meningkatkan iman dan Taqwa kepada Allah, mendorong manusia untuk hati-hati dan meningkatkan amal serta menghindarkan diri dari sifat tercela. Hikmah beriman kepada malaikat yaitu :
o   Mengetahui keagungan Allah SWT, kekuatan, dan kekuasaan-Nya
o   Syukur kepada Allah SWT atas perhatian-Nya kepada manusia sehingga menugaskan malaikat untuk mencatat amal.
o   Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling mulia dibanding makhluk lainya termasuk para malaikat, namun ibadah dan kesyukuran yang ditampilkan manusia tidak sebanding dengan ibadah dan kesyukuran yang ditunjukkan oleh para malaikat. Dengan iman kepada para malaikat dan mengenali mereka secara benar, manusia sadar akan kelemahan dan kedurhakaanya kepada Allah SWT.
o   Menumbuhkan cinta kepada amal shaleh karena malaikat selalu siap mencatat amal manusia.
o   Untuk menambah ketakwaan kepada Allah SWT, sebab segala perbuatan dan tindak-tanduk yang dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan Allah
·         Dengan senantiasa menghadirkan malaikat dalam kehidupan kita dan meneladani sifat-sifat malaikat, maka kita akan:
1.      Senantiasa bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian.
2.      Memiliki kepedulian sosial dalam hidup dengan masyarakat sekitar.
3.      Perilaku yang ditampilkan mampu menjadi suri tauladan bagi lingkungannya.
4.      Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu.
5.      Berusaha sekuat tenaga untuk menghindari berbagai perbuatan buruk.
6.      Tidak bersikap sombong (riya’) dalam berbuat kebaikan


No comments:

Post a Comment